Topcareer.id – Akhir-akhir ini marak terjadi gempa baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Banyak orang menjadi bertanya-tanya apa yang terjadi dengan bumi ini dan bagaimana gempa bisa terjadi?
Terkadang, gempa bumi memiliki gempa awal. Ini adalah gempa bumi kecil yang terjadi di tempat yang sama dengan gempa bumi besar berikutnya. Ilmuwan tidak dapat mengatakan bahwa gempa bumi adalah gempa awal sampai gempa bumi yang lebih besar terjadi.
Gempa utama terbesar disebut guncangan utama. Gempa utama selalu memiliki gempa susulan yang mengikuti yakni gempa bumi kecil yang terjadi setelahnya di tempat yang sama dengan guncangan utama.
Bergantung pada ukuran guncangan utama, guncangan susulan dapat berlanjut selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun setelah guncangan utama.
Apa yang menyebabkan gempa bumi?
Bumi memiliki empat lapisan utama: inti dalam, inti luar, mantel, dan kerak. Kerak dan bagian atas mantel bumi membentuk kulit tipis di permukaan planet ini.
Tetapi kulit ini tidak semuanya dalam satu bagian, dan potongan-potongan puzzle ini terus bergerak perlahan meluncur melewati satu sama lain dan saling bertabrakan. Potongan puzzle ini disebut sebagai lempeng tektonik, dan tepi lempeng disebut batas lempeng.
Batas lempeng terdiri dari banyak patahan, dan sebagian besar gempa bumi di seluruh dunia terjadi pada patahan tersebut. Karena tepi pelat yang kasar, pelat tersebut macet sementara sisa pelat terus bergerak. Akhirnya, ketika pelat telah bergerak cukup jauh, ujung-ujungnya lepas dari salah satu patahan dan terjadilah gempa bumi.
Bagaimana ilmuwan bisa mengetahui di mana gempa itu terjadi?
Ilmuwan menggunakan seismogram yang berguna untuk menemukan lokasi gempa, dan kemampuan untuk melihat gelombang P dan gelombang S. Gelombang P juga lebih cepat dari gelombang S, dan fakta inilah yang memungkinkan ilmuwan mengetahui di mana gempa terjadi.
Untuk memahami cara kerjanya, bandingkan gelombang P dan S dengan kilat dan guntur. Cahaya bergerak lebih cepat daripada suara, jadi selama badai petir pertama-tama kamu akan melihat kilat dan kemudian kamu akan mendengar suara guntur.
Jika kamu dekat dengan kilat, guntur akan meledak tepat setelah kilat, tetapi jika kamu jauh dari kilat, kamu bisa menghitung beberapa detik sebelum mendengar guntur.
Gelombang P seperti kilat, dan gelombang S seperti petir. Gelombang P bergerak lebih cepat dan mengguncang tanah tempat kamu berada pertama kali.
Kemudian gelombang S mengikuti dan mengguncang tanah juga. Jika kamu dekat dengan gempa, gelombang P dan S akan datang satu demi satu, tetapi jika kamu jauh, akan ada lebih banyak waktu di antara keduanya.
Dengan melihat jumlah waktu antara gelombang P dan S pada seismogram yang terekam di seismograf, para ilmuwan dapat mengetahui seberapa jauh gempa tersebut dari lokasi tersebut.
Bisakah ilmuwan memprediksi gempa bumi?
Tidak! Dan mereka tidak akan pernah bisa memprediksinya. Ilmuwan telah mencoba berbagai cara untuk memprediksi gempa bumi, tetapi tidak ada yang berhasil. Pada kesalahan tertentu, para ilmuwan tahu akan ada gempa bumi lain di masa depan, tetapi mereka tidak tahu kapan itu akan terjadi.**(Feb)