Topcareer.id – Pemerintah berhasil mendatangkan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca pada awal bulan Maret ini melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility.
Sayangnya, masa kadaluarsa vaksin AstraZeneca itu diketahui hanya sampai akhir bulan Mei 2021 mendatang. Oleh sebab itu, vaksinasi dengan produk asal Inggris tersebut pun dikebut.
“Lihat track recordnya, siapa yang paling cepat itu Bali, Jawa Timur, dan juga TNI Polri. Jadi TNI Polri kita kasih itu (vaksin) 200 ribu untuk bisa cepat diselesaikan,” tutur Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Kamis (25/3/2021).
Lebih lanjut, Budi mengatakan hingga saat ini masih ada kendala dari ketersedian vaksin. Dimana Kemenkes mencatat setidaknya butuh 365 juta suplai vaksin untuk 181,5 juta orang. Sehingga jika dirata-rata, Indonesia harus menyuntikkan satu juta vaksin dalam sehari. Sedangkan hingga saat ini jumlah vaksin masih terbatas.
Baca juga: AstraZeneca Revisi Tingkat Kemanjuran Vaksinnya, Jadi 76%
“Misal, jumlah vaksin di Januari sampai Februari hanya ada 3 juta dosis, maka vaksin tidak akan dihabiskan dalam 1 hari 1 juta vaksin. Itu sebabnya, secara perlahan kecepatan vaksinasi disesuaikan dengan ketersediaan vaksin,” tambahnya.
Dari bulan Januari sampai maret, Menkes mengaku target vaksinasi perlahan dinaikkan ke 100 ribu per hari agar pas 3 juta dosis selesai dalam 6 minggu.
Kemudian pada bulan Maret dan April, barulah target vaksinasi menjasi 15 juta per bulan. Jadi apabila dibagi 30 hari, maka tenaga kesehatan dapat menyuntikkan 500 ribu vaksin per hari.
“Nanti, bulan Mei sampai Juni naik ke 25 juta dosis, sehingga bisa dilakukan penyuntikan sampai 750 ribu per hari. Mulai bulan Juli itu 50 juta, sehingga bisa dilakukan penyuntikan 1,5 juta per hari,” pungkasnya.**(Feb)