Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Monday, November 11, 2024
idtopcareer@gmail.com
Sosok

Mengintip Karier Dudung Abdurachman, dari Loper Koran hingga menjadi Panglima Militer

Topcareer.id – Mayjen TNI Dudung Abdurachman saat ini memperoleh jabatan baru dalam karier militernya sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Sebelumnya Mayjen Dudung menjabat sebagai Pangdam Jaya. Pusat Penerangan (Puspen) TNI telah mengonfirmasi kenaikan jabatannya, Selasa (25/5).

Promosi karier tersebut akan mengubah pangkat Dudung menjadi letnan jenderal atau bintang tiga.

Letjend TNI Eko Margiyono adalah Pangkostrad yang menjabat sebelumnya, dan kini beliau mendapat promosi sebagai Kasum TNI menggantikan Ganip Warsito yang baru menjalani pelantikan sebagai Kepala BNPB.

Dudung pernah memimpin Kodam Jaya saat dimutasi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada 27 Juli 2020.

Ia menggantikan Mayjen Eko Margiyono yang mendapat promosi menjadi Pangkostrad lalu naik pangkat jadi Letnan Jenderal.

Karier Dudung mulai dari lulusan Akademi Militer tahun 1988, dulu beliau merupakan prajurit dari satuan infanteri atau baret hijau.

Sebelum menjabat Pangdam Jaya, Dudung sempat mengemban sejumlah jabatan di berbagai tingkatan pangkat seperti Dandim 0406/Musi Rawas hingga Dandim 0418/Palembang.

Tahun 2011, Dudung menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana. Setahun kemudian, beliau lantas menduduki jabatan Danrindam II/Sriwijaya.

Dudung juga pernah menjadi Komandan Detasemen Markas (Dandema) Mabes TNI. Pada tahun 2015 beliau menjabat Wakil Gubernur Akademi Militer.

Tak lama berselang, Dudung ditunjuk menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI AD. Posisi tersebut juga cukup singkat diduduki oleh beliau hanya selama satu tahun, sebelum akhirnya menjadi Waaster KSAD.

Tahun 2018, Dudung pun kembali ke Akademi Militer untuk menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer.

Selepas dari jabatan Gubernur Akmil, beliau menjabat Pangdam Jaya/Jayakarta menggantikan Eko Margiyono yang naik jadi Pangkostrad.

Baca juga: 10 Pelajaran Karier yang Banyak Orang Terlambat Menyadarinya

Dudung lahir di Bandung, 16 November 1965. Anak dari pasangan Nasuha dan Nasyati ini menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di sana (1972-1985).

Tahun 1981 saat kelas 2 SMP, sang ayah yang bekerja sebagai PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi meninggal dunia.

Dudung pun membulatkan tekad untuk menjadi tentara. Profesi itu ia dambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya.

Berbagai pekerjaan pun ia lakukan untuk membantu sang ibunda seperti menjual kue tampah di perempatan jalan sekitar Kodam III/Siliwangi.

Dudung juga pernah menjadi loper koran saat masih bersekolah di SMA Negeri 9 Bandung. Pekerjaan itu ia lakukan sebelum berangkat sekolah.

Setelah lulus SMA, Dudung mendaftar Akabri Darat. Dia melaksanakan pendidikan Akmil sampai 1988 dengan menyandang pangkat letnan dua (letda).

Dudung terkenal sebagai sosok terdepan dalam mengawal pemerintah RI yang telah memutuskan Front Pembela Islam (FPI) menjadi organisasi terlarang.

Selama menjabat Pangdam Jaya, Dudung pernah memerintahkan prajuritnya untuk mengawal dan membantu kepolisian serta Satpol PP menurunkan atribut-atribut FPI.

Tahun ini namanya kembali viral setelah mengeluarkan ancaman keras terhadap para debt collector yang sering melakukan kekerasan di Jakarta.

Ketegasan itu Dudung sampaikan setelah salah satu prajurit Kodam Jaya membantu seorang pengendara yang mengalami pengeroyokan oleh debt collector di Jakarta Timur.

Riwayat Pendidikan Dudung Abdurachman:

  • Akmil (1988)
  • Sesarcabif (1988)
  • Diklapa-I
  • Dik PARA
  • Diklapa-II
  • Seskoad
  • Susdandim
  • Sesko TNI
  • Lemhannas

Riwayat Jabatan Karier Dudung Abdurachman:

  • Dandim 0406/Musi Rawas
  • Dandim 0418/Palembang
  • Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010—2011)
  • Danrindam II/Sriwijaya (2011)
  • Dandenma Mabes TNI (2015)
  • Wagub Akmil (2015—2016)
  • Staf Khusus Kasad (2016—2017)
  • Waaster Kasad (2017—2018)[4]
  • Gubernur Akmil (2018—2020)
  • Pangdam Jaya (2020—2021)
  • Pangkostrad (2021—Sekarang)
the authorRino Prasetyo

Leave a Reply