Topcareer.id – Inggris akan mencabut sebagian besar pembatasan COVID-19 yang tersisa pada 19 Juli 2021.
Mereka menyebutnya sebagai “Hari Kebebasan,” pemerintah menyampaikan kabar ini pada Senin (28/6) meskipun ada kekhawatiran peningkatan kasus.
Perdana Menteri Boris Johnson berharap untuk kembali membuka secara utuh ekonomi di Inggris pekan lalu.
Tetapi dengan meningkatnya kasus virus corona, sebagian besar didorong oleh varian Delta yang lebih menular, pemerintah masih menunda tanggal tersebut hingga 19 Juli.
Keputusan diambil di tengah kritik dari banyak bisnis yang meminta penguncian segera berakhir untuk menutup kerugian mereka.
Johnson mengharapkan bahwa tanggal 19 Juli benar-benar menjadi akhir, dan warga bisa kembali hidup seperti sebelum pandemi.
Baca juga: Vaksinasi di Inggris Terbukti Kurangi Tingkat Infeksi dan Kematian
Menteri Kesehatan Inggris pengganti Matt Hancock, Sajid Javid, mengkonfirmasi keputusan di parlemen.
Dia mengatakan telah menghabiskan hari pertamanya dalam tugasnya mempelajari data untuk melihat apakah tahap pembukaan pembatasan berikutnya bisa dilakukan lebih awal.
“Kami tidak melihat alasan untuk melampaui tanggal 19 Juli,” katanya kepada parlemen, namun ia mendesak masyarakat untuk tetap berpegang pada peraturan pembatasan saat ini.
“19 Juli tetap menjadi tanggal target kami. Perdana menteri menyebutnya sebagai tanggal akhir kami. Bagi saya, 19 Juli bukan hanya akhir dari garis tetapi awal dari perjalanan baru yang menarik bagi negara kita,” tutur Javid.**(Feb)
