Topcareer.id – “Football’s coming home,” adalah chant dari para penggemar sepak bola Inggris di turnamen Euro 2020 tahun ini, tetapi mungkin juga akan datang bersamaan dengan lonjakan kasus COVID-19.
Inggris akan duel melawan Italia pada hari Senin dini hari (12/7) dalam pertandingan final EURO 2020 di Stadion Wembley London.
Stadion ini telah menjadi tuan rumah dua pertandingan semifinal selama dua hari dengan kerumunan sekitar 60.000 orang.
Dan sementara kemenangan di semifinal hari Rabu (7/7) atas Denmark disambut dengan kegembiraan, Inggris menghadapi gelombang baru kasus COVID-19.
Italia juga melihat kasus virus corona meningkat, dan ahli epidemiologi di kedua negara memperingatkan Euro 2020 dapat memicu penyebarannya di kalangan orang dewasa yang lebih muda, terutama pria.
“Demografi, pecinta sepak bola, laki-laki sebagian besar, individu dari kelompok usia tertentu yang sekarang kita lihat lonjakannya,” Denis Kinane, seorang ahli imunologi mengatakan.
“Jadi, sama seperti kita membuka kunci secara sosial … kita sebenarnya akan mengalami lonjakan,” kata Kinane, ia menambahkan bahwa virus dapat menyebar ke anggota keluarga.
Imperial College telah menemukan empat kali lipat kasus COVID-19 di Inggris pada bulan lalu.
“Penjelasan yang paling masuk akal adalah bahwa pria lebih sering melakukan kontak dekat,” kata Steven Riley, Profesor Dinamika Penyakit Menular di universitas London, kepada Reuters.
Jerman telah menanyakan langkah badan sepak bola Eropa UEFA untuk mengizinkan kerumunan yang lebih besar di stadion saat turnamen berlangsung.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menandai pentingnya mewaspadai kerumunan di luar stadion seperti pub dan bar untuk menonton pertandingan.
Pertandingan di Wembley London adalah “acara percontohan” yang memungkinkan kerumunan yang lebih besar.
Namun, para penonton yang datang langsung harus dites negatif untuk COVID-19 atau divaksinasi sepenuhnya terhadap virus corona.
Baca juga: Vaksinasi di Inggris Terbukti Kurangi Tingkat Infeksi dan Kematian
Selebrasi yang menakutkan
Sebelum semifinal, Perdana Menteri Boris Johnson mendesak para penggemar untuk mendukung Inggris “dengan antusias, tetapi dengan cara yang bertanggung jawab.”
Untuk sebuah negara yang terhanyut dalam semangat sepakbola dan 55 tahun puasa gelar serta 16 bulan pembatasan, politisi enggan untuk meredam perayaan.
Fans yang gembira menyaksikan timnas Inggris melaju ke final EURO 2020 memadati bar, jalan, dan bahkan memanjat di atas bus kota London.
Semua euforia ini terjadi setelah kemenangan 2-1 Inggris melalui perpanjangan waktu melawan Denmark.
Di Italia, Carlo Signorelli, profesor Kebersihan dan Kesehatan Masyarakat di Universitas San Raffaele di Milan, mengatakan masker dapat menghentikan penyebaran droplet di antara penggemar yang berteriak atau bernyanyi.
“Kami sudah memilikinya untuk waktu yang lama, jadi mengenakannya untuk satu malam lagi bukanlah akhir dunia,” katanya kepada surat kabar.**(Feb)