Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, November 23, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

Mau Ngopi Santai di Kafe Prancis? Eits, Tunjukkan dulu Bukti Vaksinasi

Dok/Komitmen Times

Topcareer.id – Ritual minum kopi dan menikmati croissant di pagi hari di Prancis kini menjadi lebih rumit mulai Senin (9/8).

Hal itu dikarenakan setiap pengunjung wajib menunjukkan bukti vaksinasi atau tes COVID-19 negatif sebelum duduk di kafe favorit mereka.

Kartu kesehatan dalam bentuk bukti vaksinasi dan tes negatif COVID-19 juga diperlukan untuk mengakses kegiatan lain.

Bepergian dengan kereta api antarkota misalnya, itu juga perlu menunjukkan kartu kesehatan.

Ini semua merupakan bagian dari upaya pemerintah Prancis dalam menahan laju gelombang keempat infeksi virus corona.

Presiden Emmanuel Macron meluncurkan dekrit bulan Juli lalu dengan pesan yang jelas: Lakukan vaksin!

Tingkat vaksinasi di negara itu pun melonjak, namun juga harus menghadapi penolakan dan gelombang protes jalanan.

Baca juga: Demo Menentang Aturan Sertifikat Vaksin COVID-19 Terjadi di Prancis

“Sederhana saja, kami telah mengunduh aplikasi … jadi kami memindai kode QR klien, dan jika valid, mereka dapat masuk. Dan jika tidak valid, kami tidak dapat melayani mereka.” Kata Romain Dicrescenzo, manajer Kafe Vrai Paris di distrik Montmartre.

Dia mengatakan dirinya telah mengusir lusinan orang yang lupa membawa bukti vaksin dan juga mereka yang belum divaksinasi.

Pemilik kafe dan bar yang kedapatan melanggar aturan akan menghadapi peringatan diikuti dengan perintah penutupan 7 hari pada pelanggaran kedua. Dua pelanggaran lebih lanjut dapat menyebabkan hukuman penjara satu tahun.

Meski begitu, dari 10 pemilik restoran dan kafe yang diwawancarai Reuters di Paris hari Senin (9/8), setengahnya mengatakan mereka tetap dengan teguh menolak keras aturan tersebut.

Beberapa negara Eropa lainnya seperti Italia telah memperkenalkan kartu kesehatan serupa, tetapi Prancis yang paling komprehensif.

Penentang izin mengatakan itu melanggar kebebasan dan mendiskriminasi orang yang tidak ingin divaksin.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply