Topcareer.id – Dewan penasihat vaksin di Inggris mengatakan mereka tidak merekomendasikan vaksinasi COVID-19 terhadap semua anak berusia 12 hingga 15 tahun.
Mereka lebih memilih pendekatan pencegahan pada anak-anak yang sehat karena adanya efek samping langka dari peradangan jantung.
Saran tersebut dapat membuat Inggris berbeda dibandingkan Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara Eropa yang telah meluncurkan vaksinasi kepada anak-anak secara lebih luas.
Namun keputusan akhir belum diambil, karena pemerintah Inggris akan berkonsultasi dengan penasihat medis untuk melihat faktor lain.
Banyak politisi dan ilmuwan mendukung vaksinasi anak di tengah kekhawatiran Delta dapat menyebar di sekolah-sekolah yang dibuka kembali.
Meskipun penularan COVID-19 di antara anak-anak bisa tinggi, namun mereka jarang sakit parah akibat penyakit tersebut.
The Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI) pada hari Jumat (3/9) mengatakan anak-anak dengan kondisi mendasar yang membuat mereka lebih berisiko dari COVID-19 harus divaksinasi.
Baca juga: Inggris Setujui Vaksin COVID-19 Moderna untuk Anak Usia 12-17 tahun
Untuk anak-anak yang sehat, masih ada sedikit manfaat dari menerima vaksinasi COVID-19, dan risiko dengan manfaatnya “sangat seimbang.”
Namun, JCVI mengatakan ingin informasi lebih lanjut tentang efek jangka panjang dari laporan langka peradangan jantung atau miokarditis pada orang muda setelah vaksinasi dengan suntikan Pfizer.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid dan rekan-rekannya dari Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, menulis kepada kepala petugas medis dari empat negara untuk meminta saran lebih lanjut, termasuk dampak pendidikan.**(Feb)