Topcareer.id – Pandemi virus corona yang telah terjadi hampir dua tahun belakangan ini memang menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang.
Tingkat infeksi dan kematian yang terus ada setiap harinya telah membuat banyak orang menilai COVID-19 sebagai pandemi yang mematikan.
Namun, di balik angka-angka fantastis pada laporan infeksi dan kematian akibat virus corona, ternyata masih ada penyakit lain yang lebih mematikan sepanjang masa.
Berikut ini 7 penyakit yang sangat mematikan sepanjang sejarah manusia.
Bagian pertama dari artikel
1) The Black Death: Wabah Bubonic
Black Death melanda sebagian besar Eropa dan Mediterania dari tahun 1346 sampai 1353.
Lebih dari 50 juta orang meninggal, ini lebih dari 60% dari seluruh populasi Eropa pada saat itu.
Banyak sejarawan percaya itu dimulai di Stepa Asia Tengah, area padang rumput yang luas yang bahkan hingga saat ini masih mendukung salah satu reservoir wabah terbesar di dunia. Area di mana hewan pengerat hidup dalam jumlah dan kepadatan yang besar.
Wabah terutama menyebar melalui gigitan kutu yang terinfeksi bakteri penyebab wabah, Yersinia pestis.
Kutu biasanya hidup pada hewan kecil seperti tikus, gerbil, marmut dan tupai. Secara berkala, wabah eksplosif terjadi di antara inang yang rentan.
Sejumlah besar hewan menyerah pada infeksi dan mati. Kutu yang lapar berpindah ke manusia dan dalam tiga sampai lima hari setelah menggigit, manusia akan merasa demam, sakit kepala, kedinginan, dan merasa lemah.
Kelenjar getah bening yang paling dekat dengan tempat gigitan membengkak membentuk bubo yang menyakitkan dalam varian wabah yang dikenal sebagai wabah pes.
Infeksi dapat menyebar ke seluruh aliran darah dan mempengaruhi pernapasan di paru-paru. Tanpa pengobatan antibiotik yang cepat, 30% sampai 100% orang yang terinfeksi ini akan meninggal.
2) The Speckled Monster: Cacar
Asal-usul cacar telah hilang dalam prasejarah tetapi penelitian menunjukkan itu pertama kali muncul sekitar 10.000 SM.
Tanda bopeng menghiasi sisa-sisa mumi Firaun Mesir Ramses V yang agung (bertanggal 1156 SM) dan penyakit itu dijelaskan dalam teks-teks Sansekerta kuno.
Cacar disebabkan oleh virus variola, dan manusia adalah satu-satunya penjamu alami cacar.
Penularannya tergantung pada kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau cairan tubuh yang terinfeksi.
Tempat tidur atau pakaian yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan penularan. Untuk penularan melalui udara jarang terjadi.
Namun, penularan masih lebih mungkin terjadi di lingkungan tertutup seperti gedung, bus, dan kereta api.
Masa inkubasi hingga 17 hari setelah terpapar virus dan orang tidak menulari yang lainnya pada saat ini.
Gejala awal umumnya seperti flu sebelum bintik-bintik kecil mulai berkembang di dalam mulut dan di lidah.
Dalam 24 jam, ruam mulai muncul di wajah dan dengan cepat menyebar sebelum berkembang menjadi pustula berisi cairan kental dan buram.
Pustula ini bisa memakan waktu hingga dua minggu untuk mengelupas dan ini bisa menulari orang lain.
Baca juga: Awas! Ini Daftar Penyakit yang Mengintai di Musim Hujan
3) Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS)
Sejarah SARS singkat tapi tidak begitu manis.
SARS menimbulkan kepanikan yang meluas pada tahun 2003 dan disebabkan oleh virus corona yang sebelumnya tidak dikenal (SARS-CoV-1), ini keluarga virus yang sama dan menyebabkan COVID-19 di jaman sekarang.
Gejala SARS mulai dua hingga sepuluh hari setelah kontak langsung dengan virus, gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, terkadang diare.
Tetapi gejala utama yang menjadi perhatian adalah kesulitan bernapas parah yang terkait dengan SARS, dan hampir semua yang terinfeksi mengembangkan pneumonia.
Pada akhir tahun 2003, 774 orang telah meninggal dari 8.098 orang yang terinfeksi yang diberitahukan kepada WHO.
SARS menyebar melalui kontak dekat dengan droplet infeksius yang dikeluarkan saat batuk atau bersin.
SARS dimulai di Asia, dan para peneliti telah mengidentifikasi sumber yang paling mungkin adalah kelelawar tapal kuda liar asal China yang telah ditangkap dan dijual ke pasar.
Kelelawar ini menyimpan virus mirip SARS yang kemudian menginfeksi musang sebelum bermutasi dan bisa menjangkiti manusia.
4) Flu Burung
Beberapa wabah besar flu burung telah terjadi secara sporadis di seluruh dunia sejak penyakit ini pertama kali tercatat di Italia pada tahun 1878.
Butuh waktu hingga tahun 1955 untuk menemukan bahwa virus yang menyebabkan flu burung adalah virus influenza tipe A.
Flu burung terjadi secara alami di antara burung air liar dan dapat dengan mudah menyebar ke unggas ternak yang lebih rentan.
Jutaan ayam, angsa, dan kalkun dimusnahkan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut setelah wabah yang terjadi pada tahun 2015 dan 2016.
Secara global, tercatat 862 kasus infeksi manusia dengan flu burung A (H5N1) telah dilaporkan dari 17 negara dari Januari 2003 hingga 17 Juni 2021.
53% (455) dari kasus ini berakibat fatal. Republik Demokratik Rakyat Laos melaporkan kasus terakhir pada 31 Oktober 2020.
H7N9 dan H5N1 dari Avian influenza adalah strain yang paling mungkin menginfeksi manusia dengan potensi dampak kesehatan masyarakat terbesar.
Per 10 Juni 2021, sebanyak 1.568 infeksi manusia yang dikonfirmasi laboratorium dengan virus flu burung A (H7N9) telah dilaporkan ke WHO sejak awal 2013.**(Feb)