Topcareer.id – Deltacron, versi hybrid dari virus corona yang menggabungkan gen dari varian Delta dan Omicron, telah teridentifikasi. Perkiraan seberapa berbahaya serta gejala Deltacron pun akhirnya mulai dibicarakan.
Sebagai informasi, virus ini terjadi akibat rekombinasi genetik, yang mampu terjadi ketika dua varian menginfeksi sel inang yang sama.
“Selama pandemi SARS-CoV-2, dua varian atau lebih telah beredar bersama selama periode waktu yang sama dan di wilayah geografis yang sama… Ini menciptakan peluang untuk rekombinasi antara dua varian ini,” ucap Philippe Colson dari IHU Mediterranee Infection di Marseille, Prancis, penulis utama laporan tentang Deltacron, seperti dikutip dari Reuters.
Laporannya diposting pada hari Selasa (8/3) di medRxiv.
Namun, karena hanya sedikit kasus terkonfirmasi, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Deltacron akan sangat menular atau menyebabkan penyakit parah.
Lalu, seperti apa gejalanya? Berikut penjelasan Colson.
Suhu badan tinggi
Pasien Deltacron bisa mengalami suhu panas badan tinggi. Bahkan bisa ketahuan dengan menyentuh area dada atau punggung tanpa menggunakan termometer.
Batuk non stop
Pasien Deltacron mungkin mengalami batuk terus-menerus selama lebih dari satu jam atau lebih, dalam 24 jam.
Jika pasien sering batuk sebelum terkena COVID-19, pada gejala Deltacron, akan mengalami batuk lebih sering daripada biasanya.
Indra penciuman dan perasa tidak berfungsi
Pasien Deltacron tidak mampu mencium bau apa pun atau merasakan rasa pada lidahnya.
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin bisa mencium bau atau mengecap rasa namun berbeda dari bau dan rasa yang normal.
