Topcareer.id – Pancasila tidak hanya sekedar untuk dihafalkan isi kelima silanya, tetapi yang lebih penting adalah memberi contoh bagaimana msyarakat mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam acara sarasehan Hari Lahir Pancasila yang digelar oleh MPR, Rabu (1/6/22) Ketua MPR RI H. Bambang Soesatyo menyampaikan bahwa hasil survey menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat terhadap pancasila masih rendah.
Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi setiap anggota masyarakat agar lebih bisa memahami Pancasila dan relevansinya dalam kehidupan bersama.
Para pendiri bangsa dahulu telah berhasil menjadikan perbedaan sebagai sebuah akar untuk persatuan.
Dalam mewujudkan sebuah identitas yang kuat, setiap lapisan masyarakat perlu menghargai kemajemukan sebagai kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.
“Kerukunan haruslah menjadi kebutuhan bagi kita semua. Karena kebhinekaan adalah elemen pembentuk bangsa, kebhinekaan bukan hanya fakta sosiologis yang hanya diterima sebagai sebuah anugrah, tetapi harus terus menerus diperjuangkan.” Kata Bambang dalam pidato pembukanya.
Seiring dengan kompleksitas dinamika jaman, kesadaran setiap orang untuk menjaga komitmen kesatuan dalam hidup berbangsa menjadi semkain mendesak.
Karena menjadi Indonesia yang bersatu merupakan syarat utama untuk memenangkan persaingan global yang semakin kencang.
Menyongsong Indonesia emas tahun 2045, semua masyarakat Indonesia dihadapkan pada banyak perubahan. Ada perubahan yang menghadirkan peluang maupun tantangan.
Bambang menambahkan bahwa Landscape ideologi politik dan ekonomi global saat ini penuh dengan persaingan yang semakin tajam dan memanas.
Baca juga: Bambang Soesatyo Apresiasi Hadirnya Buku ‘Pancasila Dasar Filsafat Bangsa Indonesia’
“Dunia tidak semata sedang berubah, tetapi sedang terdisrupsi, dalam era disrupsi yang penuh ketidakpastian ini kemapanan bisa saja runtuh, dan ketidakmungkinan bisa saja terjadi.” Ujarnya.
Pada satu sisi pengetahuan dan pengalaman yang positif menjadi mudah diperoleh.
Sayangnya pada sisi lain dari kemudahan arus komunikasi dan interaksi, bisa membawa tantangan serius pada pembangunan kualitas orang Indonesia, terutama ancaman dalam ideologi Pancasila.
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan umat manusia melalui beragam produk dan gaya hidup yang dikemas secara menarik.
“Tentunya hal ini bisa melemahkan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai Pancasila. Maka daya tarik global tersebut harus diimbangi, bahkan harus bisa dilampaui oleh Pancasila.” Tutur Bambang Soesatyo.**(Feb)