Topcareer.id – Beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang dipicu oleh munculnya subvarian baru Omicron, yaitu BA.4 dan BA.5. Kenaikan kasus lantas membuat tren kenaikan keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet.
Seperti yang dikatakan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, dari data GISAID, dalam 1 bulan terakhir ada 99% lebih varian Omicron termasuk kedua varian tersebut yang dilaporkan dari Indonesia.
Ia mengatakan bahwa secara geografis persebarannya cukup merata di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Meski ada kenaikan keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet, namun rata-rata dampaknya terpantau tidak menimbulkan angka kematian tinggi di berbagai negara. Para ilmuwan berpendapat hal ini dikarenakan hybrid immunity yang dihasilkan vaksinasi maupun infeksi COVID-19.
“Berkaca dari hal ini pemerintah Indonesia berusaha tetap optimal dalam melakukan seluruh upaya pengendalian, baik melalui vaksinasi maupun implementasi protokol kesehatan,” kata Wiku dalam Keterangan Pers pada Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Peneliti UNAIR: Vaksin Merah Putih Bisa Tangkal Varian Baru Covid
Pemerintah dalam penanganan COVID-19 juga menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, sebagai perilaku berkelanjutan. Prinsipnya, masyarakat harus tetap siaga, disiplin, dan pantang lalai baik saat kondisi kasus COVID-19 naik maupun melandai.
Adanya berbagai keringanan yang diberikan kepada masyarakat dalam beraktivitas, seperti kapasitas yang meningkat maupun pemakaian masker hanya di dalam ruang harus dijalankan secara bertanggung jawab. Terlebih kepada orang yang sakit agar tidak beraktivitas terlebih dahulu dan wajib bermasker.
“Hal ini sebagai bentuk antisipasi jika nantinya terdapat kemunculan varian baru atau kenaikan kasus yang tidak terelakkan. Sehingga setidaknya tidak terjadi lonjakan angka kasus maupun angka kematin yang signifikan,” jelas Wiku.
Di Indonesia sendiri, selama 2 hari berturut-turut, kasus harian terus berada di atas angka 2.000 kasus. Meski, angka ini tidak lebih besar dari puncak kasus sebelumnya, namun periode saat ini periode libur anak sekolah yang cenderung meningkatkan mobilitas masyarakat ke tempat-tempat wisata.