Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Jangan Percaya! Ini 7 Mitos Soal Kepemimpinan yang Sering Beredar (Bagian 2)

Ilustrasi hal yang bisa dilakukan jika bos tidak mendukungmu di tempat kerja.Ilustrasi Ilustrasi hal yang bisa dilakukan jika bos tidak mendukungmu di tempat kerja. (Dok/Ctimaldives)

Topcareer.id – Manajer atau atasan merupakan pemimpin dalam lingkup perusahaan, tapi setiap orang bisa muncul dengan peran kepemimpinannya. Tidak semua manajer memiliki peran kepemimpinan yang baik. Dari sini bisa dilihat ada mitos-mitos soal kepemimpinan yang masih terekam di benar banyak orang.

Berikut adalah beberapa konsep dan mitos kepemimpinan yang harus dibuang, mengutip dari laman The Balance Career.

5. Kepemimpinan adalah tentang hasil, bukan orang

Seiring laju kehidupan yang semakin cepat, bisnis dan karyawan menjadi semakin berorientasi pada tindakan dan didorong oleh hasil. Tampak seolah lebih bijaksana untuk mengukur semua dari hasil.

Sayangnya, ketika kita terputus hubungan dari diri kita sendiri dan orang lain, perbuatan terus-menerus ini mengarah pada tindakan yang tidak membumi dan membuat orang merasa terputus dari pekerjaan dan hasil yang mereka capai.

Memimpin adalah tentang orang dan membantu mereka mencapai hasil. Semakin orang fokus, dipercaya dan diberdayakan oleh para pemimpin mereka, semakin banyak yang akan mereka capai.

Baca juga: Hayoo Siapa Lebih Kaya, Bos Alfamart Atau Indomaret?

6. Kepemimpinan itu statis

Kita cenderung percaya bahwa begitu kepemimpinan telah ditetapkan berdasarkan peran atau jabatan, hal-hal akan berlaku seperti itu hingga pemimpin yang ditunjuk mengundurkan diri, dipecat, atau mati. Pada kenyataannya, kepemimpinan lebih efektif, dinamis dan hidup ketika berubah dengan cepat di seluruh sistem.

Dengan cara ini, setiap orang adalah pemimpin — terkadang memimpin di depan dan menunjukkan jalan atau memimpin dari belakang dan mendukung inisiatif. Terkadang para pemimpin dapat memimpin melalui kemitraan, atau dengan menggunakan naluri dan intuisi untuk merasakan apa yang tidak dibicarakan.

7. Bagi pemimpin kegagalan bukanlah pilihan

Kegagalan adalah bagian penting dari eksplorasi, penemuan baru, dan inovasi yang mendorong. Jika kita tidak mampu untuk gagal, maka kita harus tetap menggunakan pendekatan yang telah terbukti dari masa lalu. Tindakan kita kurang keingintahuan dan eksplorasi karena kita sangat takut gagal sehingga kita tidak mau mencoba sesuatu yang baru.

Hanya melalui kegagalan kita dapat belajar, berkembang, dan tumbuh. Penting bagi para pemimpin untuk merangkul dan merayakan kegagalan sebagai aspek penting dari pengembangan dan penemuan.

Leave a Reply