Een menambahkan, dulu pasien yang datang bisa mencapai 60 orang selama sebulan, sedangkan tenaga bidan yang ada di tempat praktiknya cuma dua orang. Saat ini, paling banyak pasien yang datang 20 orang sebulan, dengan tenaga bidan yang malah terbilang cukup. Tarif persalinan yang ia patok saat ini, di kisaran Rp 4 jutaan sudah termasuk perawatan ibu dan anak selama dua hari.
Ia menilai, kini bidan Puskesmas dirasa lebih sejahtera karena dukungan pemerintah yang banyak diberikan kepada tenaga khusus Pegawai Negeri Sipil (PNS), termasuk bidan. “Bahkan untuk peralatannya sekarang sudah canggih, semua dipasok pemerintah,” tandas Een.
Pada dasarnya, kerja bidan praktik dan bidan Puskesmas sama saja, namun bidan praktik mandiri akan lebih intens dalam melakukan perawatan. Perbedaan lainnya adalah, bidan Puskesmas melulu menjalankan program pemerintah, laporan-laporan yang diberikan pun terkadang memiliki target.
“Misalnya periksa hamil, ibu hamil baru 3 bulan ke bawah berapa orang, bersalin berapa, kematian berapa. Kalau jam kerja, ya sama kayak Puskesmas kan, shift-shift gitu. Jam 8 sampai jam 2 siang, jam 2 siang sampai jam 9 malam, lalu jam 9 malam sampai jam 7 pagi,” papar Een.