Selain mengenai kemampuan individual mahasiswa, Menristekdikti juga menyinggung masalah toleransi yang belakangan kembali menyeruak di kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, masalah perbedaan keyakinan jangan sampai dipergunjingkan kembali, karena agama dan keyakinan itu ada pada diri kita masing-masing. Menteri Nasir berharap intoleransi tidak terjadi di kampus Undiksha.
“Pentingnya toleransi harus kita lakukan secara aktif. Jangan hanya ngomong toleransi, tapi sikapnya apatis terhadap orang lain. Hal ini harus kita hindari, jangan sampai masalah urusan agama dibenturkan yang akibatnya kita menjadi tercerai berai. Saya harap kampus Undiksha menjadi kampus persemaian kebangsaan Indonesia”, ungkap Menristekdikti.
Lebih lanjut Menristekdikti mengatakan bahwa jika kampus sudah menjadi persemaian untuk kebangsaan, persemaian terhadap Pancasila, catatan berikutnya yang menjadi sangat penting adalah kampus jangan dijadikan pusat menyalurkan keinginan nafsu pribadi, terutama masalah narkoba.
“Narkoba merusak masa depan kita. Narkoba tidak akan memberikan masa depan anda menjadi lebih baik. Maka dari itu, narkoba harus kita hentikan! Jauhi narkoba supaya Anda bisa meraih prestasi! Kalau bisa dicanangkan oleh Pak Rektor bahwa kampus harus bebas narkoba” tegasnya.
Selain itu, Menristekdikti juga mengulas mengenai transparansi di lingkungan kampus. Menurutnya jika kampus sudah bebas dari narkoba, harapannya semua kegiatan yang ada, dan semua uang yang ada dilakukan secara transparan serta terbuka dengan baik.
“Good governance, kejujuran itu menjadi penting. Jangan sampai kita melakukan kebohongan dan pembohongan pada diri kita, bahkan melakukan korupsi. Berani jujur itu hebat untuk anak Indonesia! Undiksha jujur, hebat untuk Indonesia!” lanjutnya.
Hal lain yang dibekali oleh Menristekdikti kepada para mahasiswa baru yang hadir di Auditorium Undiksha adalah mereka harus memperhatikan literasi, baik itu literasi data, literasi teknologi, dan juga literasi manusia. Menteri Nasir menyampaikan jika literasi mahasiswa sudah berjalan dengan baik, nanti akan berkembang mengenai kemanusiaan, komunikasi, dan kerjasama dalam diri mahasiswa.
“Canggihnya teknologi yang kita miliki tidak ada artinya kalau manusianya bermasalah. Kalau Anda pintar jangan membodohi orang lain. Justru kalau pintar itu bagaimana bisa bermanfaat untuk orang lain, itu yang penting” jelasnya.