Topcareer.id Artificial Intelligence yang biasa disebut AI kini kian banyak digunakan. Ada yang setuju bahwa kehadiran AI dalam kehidupan akan banyak membantu pekerjaan, namun ada juga yang merasa terancam dengan kehadiran AI. Takut pekerjaan manusia terancam diambil alih oleh AI. ‘
Sebetulnya kita tidak perlu takut akan perkembangan teknologi yang semakin maju dan kehadiran AI semakin menjadi sebuah hal yang biasa.
Mengutip dari Foxbusiness.com, Jumat (30/08/2019) miliarder asal China Jack Ma yang hadir bersama dengan Elon Musk dalam World Artificial Intelligence Conference in Shanghai, memiliki pandangannya sendiri.
“Untuk 10 – 20 tahun ke depan setiap manusia, negara, dan pemerintah harus fokus pada reformasi sistem pendidikan. Untuk memastikan anak-anak kita dapat menemukan pekerjaan yang hanya membutuhkan tiga hari seminggu dan empat jam kerja per hari,” kata Ma.
Ia juga berkata “Jika kita tidak mengubah sistem pendidikan kita, maka kita akan berada dalam masalah.”
Jack Ma adalah pendiri Alibaba, salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia yang akan pensiun pada bulan September. Forbes memperkirakan kekayaan bersih Jack Ma hampir US$ 38 miliar.
Pandangan Elon Musk
Dalam acara tersebut Jack Ma satu panggung bersama dengan Elon Musk yang sebelumnya telah banyak menciptakan AI melalui perusahaan miliknya Neuralink yang didirikan tahun 2006. Musk juga telah membahas mengenai jam kerja manusia di perusahaanya tersebut sekitar 80-90 jam kerja per minggu.
Jam kerja per minggu di setiap negara bervariasi. Korea selatan membuat kebijakan baru dan telah memangkas jam kerja per minggu dari 60 jam menjadi 52 jam pada Juli 2018 lalu. Sementara itu menurut BBC sebagian besar negara eropa membatasi jam kerja per minggu selama 52 jam.
Kehadiran Artificial Intelligence akan banyak membantu pekerjaan manusia di masa depan. “Saya pikir karena adanya Artificial Intelligence, orang akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk menikmati dirinya menjadi manusia,” Ungkap Jack Ma ditengah acara tersebut.*
Editor: Ade irwansyah