Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Yuk, Kenali Ragam Pemicu Stres

Dok. Vector Stock

Topcareer.id Ketika ekspektasi tidak sejalan dengan realita, maka kekecewaan muncul. Stres pun timbul. Nah, pemicu dari stres ini beragam, apalagi stres di kantor yang sering bikin pikiran runyam.

Trainer dan Motivator, Teguh Eko Priyantanto menjelaskan beberapa penyebab stres yang bisa datang dari faktor internal atau dari dalam diri sendiri dan faktor luar.

Faktor pertama penyebab stres yang disebutkan Teguh, yakni kehilangan. Kehilangan yang dimaksud bervariasi, tak hanya kehilangan orang terkasih saja yang bisa menimbulkan stres.

“Kehilangan pekerjaan, kehilangan kepercayaan itu juga bisa jadi penyebab stres. Kehilangan bisa menimbulkan kekecewaan,” terang Teguh dalam acara Office to Office di PT Panasonic Gobel, Cawang, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Faktor selanjutnya, terkait dengan keuangan. Bahkan dampak stres lantaran kekurangan finansial bisa berujung pada tindakan kriminalitas.

Kemudian penyebab lainnya, yakni tempat kerja. Teguh menyampaikan bahwa selama 13 tahun dirinya menjadi pendidik, tempat kerja sangat rentan dengan yang namanya stress.

Mulai dari lingkungan, jenis pekerjaan, apakah sesuai dengan kehendak hati, belum lagi karakter pimpinan yang selalu memberikan tekanan.

“Selanjutnya, kegagalan. Anak muda sekarang tidak siap untuk gagal. Ketika menemukam problem lalu pikirannya bunuh diri, lari ke obat-obatan. Sebenarnya stres dan gagal itu tidak masalah. Yang jadi masalah adalah jangan sampai gagal terus menerus,” papar Teguh.

Kemudian faktor selanjutnya adalah, konflik. Teguh pun tak menampik jika konflik ini sering muncul di lingkungan kantor. Ia mencontohkan, konflik antar karyawan atau dengan pimpinan. Semua bentuk konflik itu bisa jadi pemicu stres di kantor.

“Penyakit juga bisa membuat stres. Apalagi terus menerus terjadi. Sosmed juga bisa membuat stres karena diri kita cenderung melihat kepentingan orang lain, tapi tidak pernah melihat diri sendiri seperti apa,” ujarnya.*

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply