Topcareer.id Barista adalah profesi dengan standar kerja yang sudah ditetapkan kualitasnya. Untuk di Indonesia sendiri, kualitas barista masih beragam. Ada yang benar-benar memiliki standar kualitas internasional, tapi ada juga yang masih rendah.
Hal itu seperti yang diutarakan oleh Tuti Mochtar sebagai Dewan Pembina Speciality Coffee Association of Indonesia. Barista Indonesia, kata dia, banyak juga yang menang dalam kejuaraan barista tingkat dunia. Hal itu memperlihatkan bahwa kualitas barista Indonesia tak terlalu buruk.
“Tapi ada juga yang memang kualitasnya masih rendah. Kualitas itu kan kalau bicara pengetahun bisa Googling yah, bagaimana tata cara bikin espresso. Tapi kan akhirnya harus sering berlatih,” ucap Tuti yang menjadi juri barista internasional pertama di Asia Tenggara kepada TopCareer.id usai Festival Kopi di Kota Tua, Rabu (18/9/2019).
Sayangnya, lanjut Tuti, tidak semua barista mendapat kesempatan berlatih mengeksplore soal pekerjaan ini. Karena kesempatan berlatih itu memang bergantung pada mesin atau peralatan, waktu, dan lain-lain.
Ada kalanya, kesempatan belajar itu malah diberikan oleh atasan atau pemilik kafe sehingga si barista bisa lebih maju daripada mereka yang tak belajar.
Tuti berharap standar kualitas barista bisa semakin maju, apalagi industri kopi Indonesia tengah menggeliat. Peran barista saat ini sama pentingnya dengan produksi komoditas kopi itu sendiri. Tak bisa diremehkan. Barista dengan standar internasional pun jadi yang diharapkan.
“Barista harus ada standarnya mengikuti tahap tertentu. Tapi kembali lagi ke coffee shop masing-masing. Standar barista interbasional kan dibantu Bekraf lewat sertifikasi untuk barista. Nah, SKKNI (Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang diakukan itu mengacu ke standar internasional,” tutur Tuti.
“Jadi, kita berharap bahwa barista-barista Indonesia yang kian banyak itu ikut sertifikasi barista sehingga standarnya ikutin internasional.” *