Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Wednesday, December 4, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Apa Multitasking Membuat Kita Jadi Lebih Produktif?

Topcareer.id – Perusahaan mana tidak senang dengan karyawannya yang sanggup mengerjakan banyak hal alias multitasking . Kegiatan ini berarti terus-menerus mengerjakan beragam tugas dalam satu waktu. Meski terdengar bagus, terkadang multitasking justru menghancurkan produktivitas. Kok, bisa?

Multitasking bukannya diharamkan. Namun perlu diingat situasinya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan banyak tugas secara bersamaan dan kapan harus fokus menyelesaikan satu pekerjaan pada satu waktu.

Dikutip dari Businessnewsdaily.com, Selasa (24/09/2019), manfaat atau dampak negatif dari multitasking terhadap produktivitas itu subjektif dan bergantung pada tugas yang dihadapi.

Dampak negatif dari multitasking

Otak manusia tidak dapat menangani beberapa tugas kompleks sekaligus. Multitasking akan mengurangi efisiensi kerja sampai batas tertentu. Alasannya karena beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain secara mendadak dapat menyebabkan kesalahan. Saat kesalahan terjadi akan diperlukan waktu lagi untuk membenahinya.

Selain itu, beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain terlalu sering setiap jam bisa menurunkan IQ sebesar 15 poin dan mengurangi kecerdasan emosi serta kepadatan otak seiring berjalannya waktu.

Mencoba melakukan banyak hal dengan sangat cepat dan sekaligus hasilnya buruk bagi siapa saja yang melaksanakannya. Bekerja menjadi ceroboh, pengambilan keputusan buruk, stres meningkat, dan menurunnya kreativitas. Multitasking kurang produktif karena lebih sedikit pekerjaan bisa diselesaikan. Kesalahan lebih banyak dibuat, dan tentunya membuat lebih banyak uang terpakai sia-sia.

Salah satu hal terbaik untuk mencegah karyawan dari terlibat multitasking dengan mendorongnya untuk istirahat. Jika karyawan kewalahan oleh banyak tugas berbeda, mereka akan merasa lebih tertekan untuk melakukan banyak tugas. Untuk menghindari hal ini, doronglah karyawan untuk mengambil waktu istirahat. *

Editor: Ade Irwansyah

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply