Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Liang Chiu Sia: Jadi Atlet Harus Juara

Topcareer.id – Memilih menjadi seorang atlet profesional, tak boleh setengah-setengah. Seorang atlet harus totalitas, tekun berlatih, percaya diri, dan memiliki tekad dan semangat untuk bisa juara.

“Pokoknya kalau pemain itu tekun dan gigih dalam berlatih, pasti bisa meraih gelar juara.” kata mantan pelatih tunggal putri Pelatnas Cipayung, Liang Chiu Sia

Bahkan dengan tegas Liang Chiu Sia mengatakan percuma jadi atlet bila tidak menjadi juara. Mantan pelatih Susi Susanti ini memang dikenal sangat perfeksionis. Ia selalu ingin yang terbaik untuk atlet-atlet besutannya. Ia akan sangat keras mengingatkan bila ada anak didiknya yang tak serius berlatih.

“Jika males latihan, untuk apa jadi pemain/atlet. Mending sekolah aja, jelas masa depan akan bagus. Tapi kalau jadi pemain ya harus juara, jika tidak juara dan biasa-biasa saja untuk apa?”kata Chiu Sia kepada Topcareer.id saat di temui di Pola Bugar, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2019).

Liang Chiu Sia saat melatih anak didiknya di Pola Bugar, Kedoya Jakarta Barat. Foto: Topcareer.id/Irwan

Chiu Sia juga dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Dibawah besutannya Srikandi bulutangkis Indonesia merajai hampir di setiap pertandingan bulutangkis dunia.

Atlet-atlet bulutangkis legenda seperti Susi Susanti, Minarti Timur, Sarwendah Kusumawardhani, Yuni Kartika, Yuliani Santoso, Mia Audina adalah para atlet yang ia antar meraih juara baik Olimpiade, Uber Cup, Asian Games dan kejuaraan dunia lainnya.

Baca Juga: Susi Susanti di Mata Sang Pelatih

“Saya kalo kerja ya begini, mati-matian. Tujuan saya mereka semua harus juara. Jika mereka juara masa depan mereka akan bagus. Dan sebaliknya masa depan akan suram bila jadi pemain yang biasa-biasa aja” ujar wanita kelahiran Cirebon 70 tahun yang lalu.

Chiu Sia tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan anak didiknya agar menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

“Sudah bisa masuk pelatnas itu sudah bagus sekali, jadi tak bisa main-main. Kalo main bagus kan masa depan juga bagus. Apalagi umur atlet itu pendek. Usia 30 tahun udah stop, ya udah gak bisa apa-apa lagi.” tegasnya.

Liang Chiu Sia melatih salah satu muridnya, Maxel di Pola Bugar, Kedoya, Jakarta Barat. Foto: Topcareer.id/Wulan

“Bayangkan kerja hanya empat hari, bila juara pulang bisa bawa 1 miliar rupiah. Orang lain kerja mati-matian belum tentu bisa dapat segitu” tutur mantan atlet bulu tangkis nasional Tiongkok.

Pola Latihan

Selama mendidik Susi Susanti dan teman-teman seangkatannya yang berjumlah 12 orang tentu butuh kesabaran. Apalagi saat itu rata-rata masih remaja. Dan Susi Susanti masih berusia 15 tahun.

Meski demikian Chiu Sia menggembleng mereka setiap hari. Mantan atlet nasional China ini mengaku tak punya metode khusus saat melatih Susi dan teman-temannya. Yang terpenting adalah serius berlatih. Pola latihan yang keras dan disiplin yang diperoleh selama menjadi atlet bulutangkis China, ia terapkan ke anak didiknya sampai sekarang. Tiga yang pasti adalah latihan fisik, teknik dan mental.

“Metode yang saya rasa bagus ya saya terapkan. Yang penting adalah menguatkan kaki. Pemain bulu tangkis itu mesti lincah, lentur, dan mesti cepat gerakannya.” jelas kakak pemain bulutangkis Tjun Tjun.

the authorRetno Wulandari

Leave a Reply