Topcareer.id – Bekerja dalam kondisi hamil memiliki tantangan sendiri. Bayangkan saja, sambil bekerja ada janin di perut yang harus dibawa ke mana-mana selama sembilan bulan. Belum lagi, bawaan janin macam-macam. Ada yang selama hamil tak merepotkan, ada pula yang sebentar-sebentar mual, mood berubah-ubah dan berbagai efek lain dari kehamilan.
Jika sudah begitu, bagaimana mengatasinya? Bisakah seorang perempuan yang tengah hamil tetap jadi karyawan yang produktif di kantor?
Kehamilan sudah jadi kodrat perempuan. Ketika perempuan tengah hamil, bukan berarti tanggung jawab pekerjaan bisa dihilangkan. Berikut beberapa tips yang bisa diikuti dalam bekerja saat kondisi hamil, seperti tertulis dalam laman Working Mother.
Biarkan Orang Tahu
Seringkali ada godaan untuk merahasiakan kehamilan agar tenang selama mungkin. Dan meskipun tidak perlu memberi tahu orang dengan segera, semakin awal memberi tahu atasan dan rekan kerja, sebenarnya akan semakin baik. Ketika orang-orang tahu kamu hamil, mereka akan lebih peduli, terutama ketika kamu merasa tidak baik-baik saja.
Bersiaplah untuk hal yang baik dan buruk
Selama kehamilan, terutama trimester pertama, kamu akan mengalami hari-hari yang baik juga buruk. Dan karena sifat kehamilan yang tidak terduga, kamu tidak akan selalu dapat merencanakan hari-harimu berjalan lancar 100 persen.
“Ketika kamu merasa baik, semangatlah di tempat kerja, selesaikan proyek sebelum batas waktu dan lakukan seefisien mungkin. Ini akan membuatmu tenang pada hari-hari ketika kamu merasa tidak enak,” tulis Tracey Porpora untuk The Spruce.
Beraktivitas fisik seperti biasa
Berlawanan dengan apa yang dipikirkan banyak perempuan, tetap aktif secara fisik selama kehamilan sebenarnya sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi. Berjalan adalah bentuk olahraga terbaik selama kehamilan, tetapi yoga, berenang, dan bahkan joging bisa membantu. Secara keseluruhan, pastikan dirimu tetap terhidrasi dan cukup istirahat.
“Tiga puluh menit sehari, lima hari seminggu ideal. Jika kamu adalah atlet elit, tidak apa-apa untuk mempertahankan rutinitas olahraga (kecuali aktivitas berisiko). Tapi ini bukan waktunya untuk berlatih untuk maraton pertamamu,” kata Cheryl D. Wolfe, MD, seorang OBGYN di Rush University Medical Center.
Rencanakan janji temu dokter sebelumnya
Sebagian besar dokter memiliki ketersediaan di pagi hari dan selama istirahat makan siang, tetapi slot waktu ini terisi dengan cepat. Merencanakan janji bertemu dokter kandungan jauh hari sebelumnya akan membantumu menaruh janji ke dalam slot sesuai dengan jadwal. Jika kamu harus menjadwalkannya selama jam kerja, bicarakan opsi dengan atasan.
Bersiap untuk cuti bersalin
Setelah memasuki trimester ketiga, merupakan ide bagus untuk mulai mempersiapkan cuti hamil dan melahirkan. Tidak hanya mengatur segala sesuatunya terkait pengganti sementara agar transisi yang mulus. Tetapi kamu juga harus jelas dengan pemberi kerja tentang berapa lama kamu berencana untuk cuti dan berapa banyak (jika ada) pekerjaan yang kamu lakukan saat cuti.
“Jika kamu tidak ingin sepenuhnya keluar dari lingkaran saat sedang cuti, minta email harian atau mingguan yang menguraikan apa yang terjadi di tempat kerja. Tetapi jika kamu ingin dihubungi hanya dalam keadaan darurat, katakan demikian,” saran blog Bump.
Berhati-hati
Jika ini adalah kehamilan pertamamu, semuanya akan baru bagimu. Dari perubahan fisik hingga tantangan emosional, ada banyak hal yang terjadi selama periode waktu yang unik dan istimewa ini. Meskipun pekerjaan penting, kesehatan dan keselamatan keluarga adalah yang terpenting.
Waspadai kepentingan terbaikmu sendiri dan buat keputusan cerdas yang akan bermanfaat bagi keluarga. *
Editor: Ade Irwansyah