Sekretaris Umum APGI, Rahman Mukhlis menambahkan, keberadaan pemandu gunung bagi wisatawan yang belum berpengalaman sangat diperlukan untuk meminimalisasi kecelakaan.
“Jadi untuk naik gunung ini kita kenal ada yang namanya bahaya objektif itu yang dari alam. Juga ada bahaya subjektif. Nah, bahaya subjektif ini karena si pendaki ini misalnya belum punya kemampuan untuk kompetensinya. Terus peralatan dan pembekalan kurang,” ucap Rahman.
Rahman mengakui, ada banyak risiko yang mengancam ketika pendaki pemula tak disertai oleh pemandu. Contoh sederhananya, nyasar atau terjadi kesalahan sejak melakukan persiapan.
“Karena ketidaktahuan peralatan misalnya, dia membawa peralatan yang seadanya padahal kan tahu mendaki gunung itu risikonya berat,” terang Rahman.
“Misalnya ada hujan besar atau badai, ketika dia enggak bawa jaket, pakaian basah, kedinginan, ujung-ujungnya hipotermia, kehilangan suhu tubuh. Itu yang paling sering terjadi,
Dengan adanya pemandu gunung, sejak awal wisatawan ini sudah diberi edukasi terkait persiapan yang diperlukan untuk karakteristik gunung yang dituju. Mulai dari peralatan keamanan, pakaian, logistik soal makanan, hingga persiapan latihan fisik.
Dengan begitu, wisata pendakian diharap lebih aman dan nyaman. Bahkan jauh dari kecelakaan yang tak dihendaki.
Editor: Feby Ferdian