Topcareer.id – Sebagai bentuk kepedulian lingkungan dalam dunia fashion, bakal marak yang namanya sustainable fashion. Produk-produk fashion diisi oleh produk ekologis atau ramah lingkungan. Tren ini yang tengah digaungkan oleh para stakeholder di industri fashion dan tekstil.
Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba menerangkan dalam rangkaian talkshow di acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 bahwa sustainable fashion bakal menjadi tren yang akan booming. Bahkan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mulai mengkampanyekan sustainable fabric ini sejak 2016.
“Coba dilihat, ZARA itu komitmennya tahun ini yang mereka sampaikan paling pertama adalah tahun 2025 mereka hanya menjual yang namanya sustainable fabric. Kita nggak tahu dalam bentuk apa, apakah cuma dari akasia, atau dalam bentuk viscose atau katun. Tapi itu komitmen mereka,” ucap Basrie di Senayan City, Kamis (24/10/2019) lalu.
Baca juga: Cara Memilih Pakaian untuk Interview, Menurut Fashion Psikolog
Lebih lanjut ia mengatakan, komitmen ZARA selanjutnya masih terkait kepedulian lingkungan, yakni kantor atau pabrik mereka itu kelak listriknya akan disokong oleh renewable sources dari matahari.
Basrie menggarisbahawahi kedua kebijakan ZARA itu semua penting untuk disadari dan perlu segera dimulai di Indonesia.
“Artinya fashion designer juga memikirkan ini, dan teman-teman yang punya pabrik pemintalan benang dan retail memperhatikan tren besar ini. Dan itu juga digaungkan oleh PBB,” ujar Basrie.
Sementara itu, Fashion Designer Windy Chandra ikut mengiyakan bahwa ke depan sustainable product bakal banyak digunakan dan menjadi tren fashion tersendiri.
Baca juga: Begini Untungnya Kerja Jadi Fashion Stylist
Dalam helatan JFW 2020 Windy bersama desainer lain, Nonita Respati berkolaborasi menyuguhkan koleksi yang indah dengan mengusung konsep eco-fashion menggunakan kain Humbang Kriya. Kain ini merupakan hasil Rumah Kreatif Sinar Mas di Danau Toba, Sumatera Utara.
Koleksi kolaborasi dengan Purana dan Windy Chandra ini diberi tajuk “Laboring LOVE, Weaving Hope”. Semua kain dibuat dengan pewarna alami sebagai bentuk kepedulian terhadap fashion berkelanjutan (suistanable fashion).
“Suistanable produk yang lebih ramah lingkungan. Bebas dari limbah. Dari koleksi kain sisa-sisaan aku rombak jadi aksesoris kayak pernak-pernik di baju. Jadi memakai limbah bisa jadi kreasi juga,” kata Windy kepada Topcareer.id.
“Trennya lebih simple ya, lebih ringan, nggak ribet sih,” jawab Windy ketika ditanya suistainable fashion seperti apa yang akan menjadi tren. *
Editor: Ade Irwansyah