TopCareerID

Data Scientist Berguna Juga untuk Industri Fashion

Dok. CIO.com

Topcareer.id – Penggunaan big data saat ini tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan berbasis teknologi saja, bahkan industri fashion pun kini memerlukan seorang data scienstist guna mengolah big data menjadi sesuatu yang berharga bagi industri.

Brand fashion saat ini semakin terfokus untuk mengantisipasi dan memprediksi apa yang mungkin dicari oleh para konsumen mereka. Menurut McKinsey, retailer yang menggunakan big data dapat meningkatkan marjin operasinya hingga lebih dari 60 persen.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan saat ini agak menjauh dari penggunaan analisis statistik sederhana dan menggunakan AI (artificial intelligence) serta deep learning untuk memprediksi dan menyesuaikan rekomendasi di tingkat individu. Di sinilah fungsi data scientist dalam industri fashion.

Baca juga: Awas! Salah Baca Data Bisa Bikin Perusahaan Merugi

Saat ini, ribuan data scientist tersebar baik di perusahaan fashion startup maupun perusahaan yang sudah mapan. Mereka menggunakan statistical machine learning dan metode kuantitatif lainnya untuk mendapatkan data yang lebih dalam tentang perilaku konsumen.

“Waktu saya terbagi antara machine learning, engineering dan manajemen,” kata Eddie Bell, ilmuwan Pemimpin Data Scientist di Lyst, yang memungkinkan pengguna berbelanja produk dari beberapa retailer dalam platform online sendiri.

Pada hari-hari biasa, lanjutnya, ia mencoba mengajarkan model matematika tentang fashion. Mampu menunjukkan model jutaan gambar dan deskripsi produk dengan tujuan mengajari mereka pengetahuan fashion yang mudah diterima.

Baca juga: Tak Cukup Jago Photoshop, Graphic Designer Wajib Kuasai Ini

“Ketika seorang pengguna mencari ‘red Valentino dress’, apakah mereka menginginkan gaun merah dari Valentino atau gaun dari Red Valentino? Data scientist dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.”

Ia menambahkan, jika memang ingin mengambil keputusan terkait bisnis, data scientist dapat membantu mengotomatisasi apa yang biasanya dilakukan (perilaku) oleh manusia.

Menurut Bell, latar belakang yang paling umum bagi mereka yang tertarik untuk mengejar jalur karier ini adalah ilmu komputer dan fisika.

Dua lulusan itu memiliki kombinasi yang tepat antara algoritma, matematika, dan pragmatisme. Tetapi secara umum, setiap latar belakang kuantitatif, apakah itu biologi atau ekonomi, akan berguna. Nah, minat jadi data scientist di industri fashion? *

Editor: Ade Irwanysah

Exit mobile version