TopCareerID

Ini Masukan Para CEO pada Menristekdikti

Menristekdikti Bambang Brodjonegoro (Dok. CNN Indonesia)

Topcareer.id – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengundang 5 CEO perusahaan berbasis teknologi dan 7 perusahaan investasi atau venture capital.

Diskusi ini terkait program percepatan (quick win) untuk meningkatkan kompetisi Indonesia dalam bidang teknologi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Kami lebih pada posisi mendengarkan bagaimana kira-kira kami dari pihak pemerintah dapat bersinergi dengan pelaku bisnis, termasuk memfasilitasi inovasi yang lebih besar untuk memajukan Indonesia, berupa program-program percepatan (quick win),” ujarnya Selasa (29/10/2019) di Jakarta.

Baca juga: Ini Pesan Menteri Milenial untuk Generasi Muda Indonesia

Dikutip dari Ristekdikti.go.id Jumat (1/11/2019) para CEO mengatakan perlu adanya Match Making (matching) program antara kebutuhan industri dan produk-produk inovasi yang dihasilkan peneliti dan perekayasa dari kalangan akademisi. Sehingga di masa yang akan datang Indonesia tidak hanya menjadi market dunia, tetapi mampu menjadi produsen produk-produk inovasi untuk memenuhi kebutuhan lokal dan dunia.

Perubahan mind set kurikulum program pendidikan yang mengarah pada ‘problem solving (pemecahan masalah)’, ketimbang hanya pasif dan menerima masukan searah, juga perlu di evaluasi, karena pemikiran kritis ke arah inovasi harus dibiasakan sejak usia dini.

Mereka berharap agar adanya evaluasi terhadap metode reverse engineering . Dalam proses produksi, inovasi harus mulai digalakkan kembali. Sehingga penciptaan inovasi tidak harus dimulai dari scratch atau nol, tetapi harus dimulai dari akhir maupun dari tengah proses produksi dengan intervensi baru sehingga.menghasilkan produk-produk inovasi.

Baca juga: Pakar Komunikasi Bicara Makna di Balik Gaya Lesehan Jokowi Saat Umumkan Menteri dan Wamen

Sharing pengalaman dari CEO perusahaan besar dunia, seperti Google maupun Amazon juga perlu dilakukan agar dapat menginspirasi millenials muda Indonesia untuk berkarir dalam pengembangan inovasi bisnis.

Selain itu, evaluasi dan optimalisasi pogram-program diaspora juga harus dilakukan secara maksimal, sehingga Indonesia dapat memaksimalkan kan para diaspora karena brain circulation tetap akan bermanfaat bagi pengembangan inovasi di Indonesia. I

stilah ‘brain drain’ mungkin sudah mulai ditinggalkan, karena beberapa negara seperti India dan Tiongkok bahkan memanfaatkan jaringan diasporanya di luar negeri untuk kontribusi program pembangunan ekonomi negaranya.

Baca juga: Karier dan Prestasi Calon Menteri Presiden Jokowi, Wishnutama

Mereka juga merasa perlu untuk dilakukannya identifikasi regulasi dan deregulasi peraturan yang menghambat perkembangan bisnis yang terkait dengan proses produksi dan inovasi.

Terakhir, mereka memberikan saran agar pemutakhiran database pelaku startup di Indonesia terus menerus dilakukan karena kemudahan akses untuk mendapatkan data tersebut menjadi perhatian dari kalangan pelaku bisnis di Indonesia.

Para CEO yang hadir dalam forum diskusi itu antara lain CEO BUKALAPAK Achmad Zaky, Co-CEO Gojek Andre Sulistyo, CEO Bubu Shinta Danuwardoyo, Co Founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison, dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Sedangkan dari perusahaan venture capital turut hadir Martin Hartono dari Djarum, Patrick Walujo dari Northstar, Abraham Hidayat dari Skystar Ventures, Sebastian Togelang dari Kejora Ventures, Melisa Irene dari East Venture, Jefrey Joe dari Alpha JWC Venture, dan Anthony LimGDP Venture. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version