Topcareer.id – Untuk menekan tingkat pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan beberapa kementerian untuk mengembangkan pendidikan sistem ganda (PSG).
Program ini mengadaptasi vokasi sistem ganda yang terlebih dahulu diberlakukan di Jerman.
“Dukungan dari pemangku kepentingan terkait belum masif, sehingga masih banyak lulusan SMK dianggap belum siap bekerja,” ujar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, M. Bakrun pada Seminar Sistem Ganda di gedung E, Kemendikbud Jakarta, Senin (29/10/2019).
“Setelah ada dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang mencoba mempekerjakan lulusan tersebut, baru DUDI lain percaya bahwa mereka siap.”
Menurutnya, PSG ini merupakan pembelajaran sambil bekerja, di mana kegiatan pembelajaran harus menghadirkan kesempatan bagi siswa SMK untuk kerja praktik di DUDI demi mencapai kompetensinya. Porsi komposisi waktu belajarnya adalah 30% di SMK dan 70% di DUDI.
Baca juga: Lulusan Pendidikan Vokasi Banyak Menganggur, Apa yang Salah?
Selain itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri , Antonius Joenoes Supit menjelaskan dua pilar utama dalam vokasi adalah pendidikan dan industri. Pendidikan diharapkan bertanggung jawab menciptakan serta mendidik tenaga terampil siap kerja.
“Saat ini tugas kita adalah mensosialisasikan dan meyakinkan DUDI untuk merekrut pekerja dari SMK,” ujarnya.
Selain itu, pihak SMK diharapkan dapat mengidentifikasi DUDI di lingkungannya dengan membuka program sesuai dengan kebutuhan industri di daerahnya.
Seminar tersebut turut menghadirkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Pemerintah Daerah (Pemda) dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Direktur Pembinaan SMK (PSMK), Kamar Dagang Industri (Kadin) dan IHK Trier (Kadin Jerman).
Editor: Feby Ferdian
