TopCareerID

Hal yang Membuat Karyawan Baru Gagal Lewati Masa Probation

Ilustrasi. Sumber foto: nbcnews.com

Ilustrasi. Sumber foto: nbcnews.com

Topcareer.id – Perusahaan manapun tidak ada yang ingin karyawan baru mereka gagal. Karena proses perekrutan telah menelan banyak biaya, dan untuk memulai proses itu lagi dalam beberapa bulan ke depan bisa menjadi pukulan serius bagi produktivitas dan moral.

Kegagalan karyawan dalam masa probation biasanya karena performance mereka yang buruk hingga masalah absensi. Akan tetapi perusahaan yang merekrut pun juga punya kesalahan sebagai penyebab gagalnya karyawan baru melewati masa probationnya.

Mengutip Hiring.workopolis.com, berikut ini alasan-alasan mengapa karyawan baru gagal pada masa probation.

Baca juga: Strategi Ini Bikin Kamu Bisa Melewati Masa Probation

Proses perekrutan terlalu cepat
Salahkanlah HRD dan manajer HRD yang terlalu bersemangat, atau CEO yang banyak menuntut. Ini membuat siklus perekrutan menjadi tergesa-gesa. Dan ketika prosesnya terburu-buru akan menyebabkan perusahaan tidak mempelajari semua yang perlu mereka ketahui tentang kandidat, apakah kandidat cocok dengan nilai-nilai dan budaya perusahaan, atau melewatkan referensi dan cek pekerjaan lama kandidat.

Posting jobdesc pada iklan lowongan berbeda dengan deskripsi pekerjaan sebenarnya
Jika posting pekerjaan pada iklan lowongan kerja memiliki perbedaan dari tanggung jawab, tugas, dan persyaratan pekerjaan yang sebenarnya, perusahaan harus mengkomunikasikan pada kandidat. Kalau tidak, karyawan baru berpotensi dilemparkan ke peran yang tidak memenuhi syarat untuk mereka, dan mereka mungkin kurang memiliki keterampilan dan pengalaman untuk melakukannya dengan benar.

Tidak ada (atau terlalu sedikit) orientasi
Ada perbedaan penting antara pelatihan kerja dan orientasi. Dan orientasi memainkan peran penting dalam membantu karyawan baru untuk bisa beradaptasi pada lingkungan dan pekerjaan.

Baca juga: Ingin Bekerja Terasa Lebih Menyenangkan? Coba Lakukan Ini

Feedback terlalu sedikit (atau terlalu banyak)
Kurangnya feedback menjadi salah satu alasan karyawan meninggalkan pekerjaan mereka. Idealnya, feedback yang berkelanjutan dibutuhkan karyawan sejak program orientasi dimulai hingga selesai. Jika tidak ada feedback, karyawan baru akan merasa terisolasi dan tidak terlibat.

Pada saat yang sama, karyawan baru harus bisa bekerja sendiri. Menawarkan terlalu banyak panduan kepada karyawan baru dapat mengirim pesan pada mereka bahwa perusahaan tidak mempercayai mereka. Tidak harus benar-benar lepas tangan, tetapi harus bisa menemukan keseimbangan yang tepat. Kemudian beri mereka ruang untuk menemukan jalan mereka sendiri.

Masalah kecocokan
Karyawan baru gagal pada masa probation tidak selalu kesalahan perusahaan. Terkadang, seorang karyawan baru memang merasa benar-benar tidak cocok. Mereka mungkin telah berbohong tentang pengalaman atau keterampilan mereka. Sehingga mereka tidak bisa menemukan kecocokan sejak masa orientasi. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version