Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Cara Tetap Tenang saat Pekerjaan Membuatmu Marah

The Incredible HulkThe Incredible Hulk

Topcareer.id – Pada satu titik tertentu, kamu pasti pernah merasa benar-benar kesal saat bekerja. Penyebabnya bermacam-macam, seperti menerima kritik tanpa alasan yang jelas, klien terlambat datang, serta hal-hal menyebalkan lainnya.

Belajar untuk mengeluarkan emosi kamu secara produktif merupakan kunci untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Melansir forbes.com, rabu (13/11/2019), berikut cara untuk menghadapi rasa marah akibat pekerjaan.

Jangan melawan perasaan
Ketika kemarahan muncul, kita sering cepat merespons dengan merasionalkan atau menyalahkan orang lain. Sebaiknya akui bahwa kemarahan kamu sah dan normal. Coba katakan pada diri sendiri, “Apa yang saya rasakan adalah alami, tetapi itu tidak membantu saya.” Sugesti seperti ini akan menenangkan dan membebaskanmu untuk fokus pada pemecahan masalah.

Putuskan rantai kemarahan
Jika kemarahanmu akan meledak, coba temukan cara untuk memutus rantai kemarahan. Caranya bisa dengan ambil break time, pergi berjalan-jalan, menjauh dari meja kerja, dan ambil napas dalam-dalam. Jangan biarkan kemarahan mendominasimu.

Baca juga: Seberapa Pemarah Kamu? Ini Ukurannya

Pelajari pemicu kemarahan
Memahami siapa dan apa yang membuatmu marah merupakan kunci untuk keluar dari kemarahan. Hal ini juga bisa membuatmu mengantisipasi situasi sehingga kamu bisa tetap tenang.

Pilih kata dengan hati-hati
Ketika kamu menghadapi situasi yang membuatmu marah, luangkan waktu terlebih dahulu untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan perasaanmu. Temukan kosakata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan.

Berfokus pada solusi
Fokuslah pada pelajaran apa yang bisa kamu pelajari dari situasi tersebut sehingga kamu bisa melanjutkan dengan cara yang produktif. Hindari membuat pernyataan provokatif.

Editor: Feby Ferdian

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply