Topcareer.id – Kecepatan perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup manusia secara dramatis. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika berbicara dalam forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit di Exhibition and Convention Center (BEXCO), Busan, Korea Selatan, pada Senin (25/11/2019)
Lebih lanjut presiden memberikan contoh misalnya, jika dalam satu dekade sebelumnya armada taksi dimiliki oleh perusahaan besar. “Saat ini dengan teknologi, perusahaan besar digantikan oleh pemilik mobil perseorangan,” kata Kepala Negara.
Bahkan presiden juga mengatakan, kini telah dimulai uji coba mobil tanpa pengemudi, sehingga dapat dibayangkan dalam satu dekade kedepan, transportasi hanya akan dikemudikan oleh teknologi tanpa perlu adanya sopir.
Di awal sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa kehadirannya di ASEAN-ROK CEO Summit merupakan kali kedua. Dalam pertemuan itu, Presiden menyampaikan bahwa sejak CEO Summit tahun 2014 dunia berubah dengan sangat cepat dimana saat ini kita hidup di era apa yang dikenal dengan “age of disruption.”
“Big data, artificial intelligence, teknologi 4.0 telah meruntuhkan semua definisi, ukuran bahkan teori yang selama ini menjadi rujukan,” ujar presiden.
Baca Juga: Ini 7 Milenial Yang Jadi Staf Khusus Presiden
Di saat yang sama age of disruption ini memberikan peluang yang sangat besar dan juga memiliki tantangan serta permasalahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
“Tantangan ini semakin besar, saat kita saksikan meningkatnya tendensi nasionalisme dan populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir,” tutur Presiden.
Bahkan kini, gerakan anti pasar bebas mengemuka dan pendekatan proteksionismepun semakin mendominasi.
“Kolaborasi dan paradigma win-win yang selama beberapa dekade menjadi basis bagi kerja sama ekonomi dunia mulai tergerus dengan pendekatan transaksional dan zero-sum-game yang semakin marak,” ucap presiden.
Baca Juga: Jokowi Imbau Kepala Daerah Agar Tak Terlalu Banyak Bikin Regulasi
Dalam pandangan Presiden Jokowi, kalau hal ini dibiarkan maka terjadinya resesi ekonomi dunia akibat disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 1930-an diperkirakan dapat terulang.
“Ini yang harus kita hindari bersama. Kalau ini terjadi, semua akan rugi,” kata Presiden Jokowi.
Kerugian tidak hanya akan dialami oleh negara maju, emerging economies, terlebih negara berkembang, tapi juga dunia usaha juga akan mengalami kerugian yang besar.
“Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatakan tidak bagi resesi ekonomi global,” ujar Presiden Jokowi.