Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Mewarnai dan Meluruskan Rambut Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Sumber foto: Medical News TodaySumber foto: Medical News Today

Topcareer.id – Menurut studi terbaru, pewarna rambut permanen dan pelurus kimia dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Hal itu berdasar studi baru-baru ini dari National Institutes of Health.

Studi ini menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat dengan lebih sering menggunakan produk-produk kimia rambut tersebut.

Dengan menggunakan data dari 46.709 perempuan, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang secara teratur menggunakan pewarna rambut permanen (pada tahun sebelum mendaftar dalam penelitian ini) 9% lebih berisiko mengembangkan kanker payudara daripada perempuan yang tidak menggunakan pewarna rambut.

Perempuan kulit hitam yang menggunakan pewarna permanen setiap lima hingga delapan minggu, atau lebih, dikaitkan dengan peningkatan 60% risiko kanker payudara dibandingkan dengan peningkatan risiko 8% untuk perempuan kulit putih.

“Para peneliti telah mempelajari hubungan yang mungkin antara pewarna rambut dan kanker untuk waktu yang lama, tetapi hasilnya tidak konsisten,” kata kepala NIEHS Environment dan Cancer Epidemiology Group, Alexandra White, Ph.D. dalam laman Science Alert.

“Dalam penelitian, kami melihat risiko kanker payudara yang lebih tinggi terkait dengan penggunaan pewarna rambut, dan efeknya lebih kuat pada perempuan Afrika-Amerika, terutama mereka yang sering menggunakannya.”

White dan rekannya juga menemukan bahwa perempuan yang menggunakan pelurus rambut setidaknya setiap lima hingga delapan minggu memiliki kemungkinan 30% lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.

Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer, merekrut perempuan bebas kanker payudara yang saudara perempuannya telah didiagnosis dengan penyakit ini. Perempuan dalam penelitian ini berusia antara 35 hingga 74 tahun.

Para ilmuwan mengatakan, meskipun ada beberapa bukti untuk mendukung temuan penelitian, namun masih diperlukan lebih banyak penelitian.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply