Topcareer.id – Meski statusnya freelancer, menekuni profesi sebagai juru bahasa merupakan langkah yang luar biasa dalam karier. Apalagi kalau jam terbang sudah di tangan, penghasilan per bulan tak bisa dianggap main-main.
Topcareer.id berkesempatan berbincang dengan seorang juru bahasa atau interpreter profesional yang belasan tahun malang melintang di dunia ini. Sony Novian, kini bahkan menjadi salah satu juru bahasa atau penerjemah terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta Bank Dunia.
Sebagai tenaga profesional, Sony menyampaikan bahwa dirinya hampir setiap hari dibanjiri oleh projek-projek untuk beragam acara pertemuan, baik yang formal maupun semi formal. Ia mengatakan, hasilnya pun tak hanya bisa dikatakan lumayan.
“Kalau mau dedicate di sini (berprofesi sebagau juru bahasa) hasilnya jauh lebih mendingan daripada kerja kantoran,” ucap Sony kepada Topcareer.id dalam sambungan telepon.
Tarif full day dan half day
Lantas, berapa memang tarif juru bahasa untuk setiap pekerjaannya?
Sony menyebut setidaknya ada dua model jam kerja yang biasa dilakukan oleh interpreter, ada full day dan half day. Nah, format dan materi acara bakal berpengaruh dengan bayaran jasa juru bahasa ini. Idealnya pun, untuk acara format fullday, dibutuhkan 2 juru bahasa yang kerjanya bergantian.
Baca juga: Enam Bahasa Terlaris Bagi Pekerja Interpreter
Sony mengatakan, untuk half day, juru bahasa akan diminta bekerja sejak pukul 08.00 pagi hingga waktu makan siang (12.00). Sementara, untuk full day bisa sampai sore hari. Tarifnya berbeda berdasar jam kerja itu dan juga jam terbangnya.
“Kalau setiap interpreter beda sih, memang ada range-nya, yang senior lebih tinggi daripada junior. Tapi biasanya misal per hari (fullday) itu 100 persen, kalau setengah hari dapatnya 70 persen dari ratenya. Jadi bukan setengah hari terus 50 persen dari rate, tapi 70-80 persenan,” ucap Sony.
“Kalau saya full daynya itu Rp4,5 juta. Kalau half day Rp3 juta. Kalau fullday itu pasti berdua ada tandemannya.”
Sebagai juru bahasa terdaftar di PBB dan Bank Dunia yang dikontrak, ia juga masih menerima proyek dari dua instansi besar di dunia itu. Hitung-hitungan tarifnya tentu beda lagi. Untuk tarif standar internasional, ia akui lebih mahal.
Baca juga: Ingin Jago Bahasa Asing? Coba 8 Platform Gratis Ini
Sony menyebut angka kisaran Rp7-8 juta, bayaran yang ia terima fullday untuk instansi standar internasional. Atau kalau dalam Euro, sekitar 550 hingga 600 Euro. Jika jam kerja untuk fullday sekitar 8 jam, maka ia bisa peroleh Rp1 juta untuk 1 jam. Wow! Itu hanya 1 hari.
“Kan kalau misalnya Bank Dunia, mereka punya list interpreter yang bisa dipakai, jadi kami ada kontrak jangka panjang buat Bank Dunia. Kami dikasih kontrak setahun atau dua tahun. Kalau PBB agak jarang (projek). Minimal seminggu sekali lah (PBB),” papar Sony.
Klien pengguna jasa juru bahasa itu bermacam-macam, makanya Sony mengaku jika dituruti hampir setiap hari ia bisa ladeni penawaran kerja untuk menerjemah bahasa. Tapi, menurutnya, ia hanya membagi waktu 15 hari untuk waktu kerja dalam sebulan, jadi tidak setiap hari.
“Saya sekarang ini lagi punya agensi, untuk agensinya ada berbagai bahasa, untuk bahasa Inggris itu setiap hari ada. Tapi saya batasi sebulan kerja itu 15 hari. Lalu 15 hari sisanya saya kasih training juga ke anak baru atau saya ikut training juga,” jelas Sony.
Untuk dunia ini, semakin banyak jam terbang, semakin banyak pengalaman, maka akan semakin banyak dicari orang. *
Editor: Ade Irwansyah