Topcareer.id – Salah satu hal yang dilirik ketika orang akan makan makanan sehat dan bergizi yakni lewat informasi nutrisi dan kalori apa yang terkandung di dalamnya. Tapi untuk menarik dan membuat orang makan lebih sehat bukan lewat hal itu.
Iklan yang cerdas yang menekankan rasa dan pengalaman adalah hal penting untuk membuat orang makan makanan sehat.
Sebuah penelitian oleh para peneliti Universitas Stanford menemukan bahwa cara untuk membuat orang makan makanan sehat lebih seperti penjualan daripada hanya sangkalan-sangkalan. Coba dengan sesuatu yang menggoda konsumen, bukannya memberi informasi.
“Ini sangat berbeda dari pendekatan budaya kita saat ini untuk makan sehat yang, dengan berfokus pada kesehatan dengan mengabaikan rasa, secara tidak sengaja menanamkan pola pikir bahwa makan sehat adalah hambar dan kurang enak,” kata Alia Crum, asisten profesor psikologi dan senior penulis dalam laman The Ladders.
“Namun dalam retrospeksi, sepertinya, tentu saja, mengapa kita tidak fokus pada membuat makanan sehat lebih lezat dan memanjakan selama ini?”
Penelitian yang diterbitkan dalam Ilmu Psikologi oleh Asosiasi Ilmu Psikologi, dimulai tiga tahun lalu ketika para peneliti berkolaborasi dengan Menus of Change University Research Collaborative, yang melibatkan koleksi hampir 60 perguruan tinggi dan universitas.
Para peneliti menghitung sekitar 140.000 keputusan dari lebih dari 70 hidangan sayuran yang diberi label dengan fokus pada rasa, kesehatan, atau memiliki nama netral. Dengan percobaan yang ditujukan untuk mahasiswa, para peneliti menemukan bahwa konsumen lebih menyukai pilihan yang berfokus pada rasa dibandingkan dengan pilihan lain.
Sayuran yang berfokus pada rasa diambil di piring 29% lebih banyak daripada makanan yang berfokus pada kesehatan. Makanan yang berfokus pada rasa juga memiliki kinerja 14% lebih baik daripada mereka yang disebut netral.
Apa yang ada di balik proses pengambilan keputusan untuk mengonsumsi makanan yang diiklankan berdasarkan selera? Crum mengatakan itu karena konsumen menciptakan ekspektasi yang lebih tinggi untuk pengalaman rasa positif, khususnya bahan-bahan seperti “bawang putih” atau “jahe.”
Sementara metode memasak seperti “panggang” dan kata kunci dapur seperti “sizzlin” atau “gaya kedai” membangkitkan selera konsumen.
“Pendekatan pengalihan rasa ini bukan tipuan. Ini tentang meningkatkan wawasan mendasar bahwa pengalaman kami dengan sayur-sayuran dan makanan sehat lainnya tidak objektif atau tetap, tetapi dapat berubah dengan mengubah bagaimana cara makanan dipersiapkan dan digambarkan.”