Topcareer.id-Presiden Joko Widodo menyinggung rencana Pemerintah Republik Indonesia memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur saat menyampaikan pidatonya pada Forum Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2020 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (13/01/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin membangun ibukota administratif kecil tetapi kota metropolitan yang cerdas. Hal itu lantaran jumlah pegawai pemerintah termasuk keluarga mereka yang akan menempati ibu kota baru tersebut mencapai 7 juta orang.
“Dengan 6 hingga 7 juta orang pindah ke ibu kota baru, populasi akan menjadi 3 kali populasi Paris, 10 kali populasi Washington DC, itu akan mulai mendekati 8 hingga 9 juta populasi seperti New York dan London,” ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Ingin Di Ibu Kota Baru Ada ‘Silicon Valley’
Oleh karena itu, Presiden ingin pemerintah memastikan bahwa gaya hidup perkotaan abad ke-21 harus ramah terhadap lingkungan. Ia juga mengharapkan agar Ibu kota baru dapat mengatasi penyebab pencemaran sosial yaitu budaya gaya hidup boros dan terbuka bagi orang kaya dan miskin.
“Untuk mengadopsi gaya hidup rendah karbon yang efisien, berorientasi pada transportasi umum dan kehidupan kota yang ramah pejalan kaki, dan dekat dengan alam,” tegas presiden.
Selain itu, menurut presiden ibu kota baru nantinya akan menjadi pameran teknologi dan cara hidup paling maju.
“Ini akan menjadi karya terbaik dalam efisiensi energi dalam inovasi dan kreativitas ramah lingkungan dan dalam kebahagiaan penghuninya,” ungkapnya.