Topcareer.id – Virus corona dari Wuhan, China, menyebar kian cepat dan masif. Diperkirakan virus ini menyerang lebih dari 2.700 kasus di China dan membuat 80 orang meninggal dunia. Penyebaran virus yang cepat itu membuat rumah sakit kewalahan atasi membludaknya pasien yang berdatangan.
Bahkan menurut laporan The Washington Post, staf rumah sakit di Wuhan perlu mengenakan popok dewasa karena tidak punya waktu untuk pergi ke kamar mandi saat harus merawat pasien virus corona.
Kota itu, yang memiliki sekitar 11 juta penduduk, mengalami karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya. Karantian tersebut menyebabkan rumah sakit setempat kewalahan dengan pasien yang mencari perawatan di kota.
Baca Juga: Cara Bandara Di Indonesia Dan Negara Lain Hentikan Penyebaran Virus Corona
The Post melaporkan bahwa staf medis mengenakan popok agar mereka tidak perlu melepas jas hazmat (setelan dekontaminasi) mereka dengan merobeknya (saat harus ke kamar mandi) dan tidak bisa mendapatkan yang baru karena kurangnya persediaan.
Seiring dengan kekurangan jas hazmat, rumah sakit juga mengalami kekurangan pasokan alat pelindung lainnya, seperti masker bedah dan kacamata pelindung, menurut ThePaper.com, sebuah situs berita Cina, dikutip oleh The Post.
“Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki, dan kami tidak bisa membuang apapun,” tulis seorang dokter Rumah Sakit Union Wuhan di Weibo.
Baca juga: Wabah Virus Misterius di Wuhan, China. Apa yang Harus Kamu Lakukan?
Banyaknya pasien dan pekerjaan yang melelahkan membuat staf medis sendiri menjadi korban kesehatan mental di kota, karena para dokter pun khawatir tertular penyakit itu.
Terapis yang berbasis di Beijing, Candice Qin mengatakan kepada The Post bahwa dia berbicara dengan seorang dokter yang terinfeksi oleh seorang pasien, mengatakan bahwa dokter itu kini “hancur.”
Qin menambahkan bahwa dokter itu mengisolasi dirinya sendiri di apartemennya tanpa memberitahu orang tuanya, ia merasakan “rasa ketidakberdayaan dan kesepian. “
Baca juga: 11 Cara Pencegahan Diri dari Virus Corona bagi Traveler
“Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental. Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusiawi,” kata Qin kepada The Post.*(rw)