Topcareer.id – Pekerja kantoran di Indonesia umumnya punya waktu kerja 8-9 jam sehari, 5 hari dalam seminggu. Kira-kira 45 jam seminggu, belum ditambah lembur. Itu untuk yang kantoran. Ada pula pekerja lainnya yang kadang bisa sampai 50-60 jam seminggu.
Tapi, berapa lama jam kerja optimal yang ideal dalam seminggu? Jumlah jam kerja tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga kebahagiaan dan persepsi tentang berapa banyak waktu yang dimiliki.
Sebuah jajak pendapat Gallup baru-baru ini di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa satu dari lima karyawan fulltime, bekerja lebih dari 60 jam seminggu dan hampir setengah dari pekerja AS setidaknya bekerja 50 jam seminggu.
Baca juga: Bosan Menunggu Jam Pulang Padahal Pekerjaan Sudah Selesai? Coba Lakukan ini
Tapi, itu merugikan. Penelitian menunjukkan bahwa produktivitas turun tajam setelah 50 jam per minggu, dan semakin kacau setelah 55 jam. Tidak mengambil satu hari libur penuh per minggu (mis. Minggu) mengarah ke hasil per jam yang lebih rendah secara keseluruhan.
Dalam laman Medium, pakar manajemen waktu, Laura Vanderkam melakukan penelitian untuk menentukan bagaimana jumlah jam kerja memengaruhi berapa banyak waktu yang dimiliki. Dari 900 orang yang dilibatkan dalam penelitian ini, rata-rata orang bekerja 8,3 jam per hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada perbedaan satu jam antara orang-orang yang merasa memiliki banyak waktu dan mereka yang merasa tertekan waktu. Mereka yang merasa memiliki waktu paling sedikit secara keseluruhan bekerja 8,6 jam, sedangkan mereka yang merasa memiliki waktu paling banyak hanya bekerja satu jam lebih sedikit (7,6 jam).
Jadi untuk tidak merasa selalu butuh banyak waktu, coba untuk 7,6 jam hari kerja. Itu sama dengan 38 jam kerja setiap minggu. Satu minggu kerja 38 jam sangat mirip dengan jumlah jam kerja di Denmark, secara konsisten salah satu negara paling bahagia di dunia (Denmark mendapatkan posisi teratas pada Laporan Kebahagiaan Dunia dalam tiga dari lima tahun terakhir).
Baca juga: Baiknya Kirim Lamaran Kerja Jam Berapa?
Orang-orang di Denmark bekerja keras tetapi jarang bekerja lebih dari 37 jam seminggu, lebih sering meninggalkan kantor pada jam 4 atau 5 sore.
Pakar kebahagiaan Dan Buettner bahkan melangkah lebih jauh. Buettner telah mengkaji penelitian pada lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia melalui Gallup-Sharecare Well-Being Index, dan telah melakukan penelitian di lapangan secara ekstensif di negara-negara paling bahagia di dunia.
“Ketika menyangkut pekerjaan, cobalah untuk bekerja paruh waktu, 30-35 jam seminggu,” katanya dalam laman Medium.
Buettner juga merekomendasikan mengambil liburan enam minggu per tahun, yang merupakan jumlah optimal untuk kebahagiaan.
“Jika kamu ingin mencapai perpaduan sempurna antara produktivitas, kebahagiaan, dan kemewahan waktu, tujuan yang lebih realistis adalah bekerja sedikit di bawah 40 jam per minggu.”
Penelitian menunjukkan, bahkan mengurangi satu atau dua jam dari standar 40 jam kerja seminggu dapat memiliki manfaat besar, baik di tempat kerja maupun di rumah. *
Editor: Ade Irwansyah