Topcareer.id – Selain dokter, perawat adalah salah satu profesi yang tidak kalah penting di dunia kesehatan. Bagaimana tidak, mereka selalu sigap menolong orang yang membutuhkan mereka.
Perawat sering dianggap jadi tulang punggung dan menjadi garda terdepan dari pelayanan di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Namun ternyata menurut penelitian di University of California, San Diego profesi ini berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri dari profesi lainnya.
Dikutip dari Studyfinds.org, Rabu (12/2/2020), seorang peneliti di UC, San Diego, Judy Davidson mengungkapkan bahwa sejak 2005 perawat wanita memiliki risiko yang lebih besar untuk melakukan bunuh diri sedangkan laki-laki sejak 2011.
Baca juga: Para Perawat Berbagi Apa Sisi Menyenangkan Pekerjaan Mereka
“Antara 2005 hingga 2016, tingkat bunuh diri perawat perempuan (10 per 100.000) jauh lebih tinggi daripada bunuh diri perempuan secara umum (7 per 100.000).” ungkapnya.
Sedangkan perawat laki-laki (33 per 100.000) lebih tinggi daripada populasi laki-laki pada umumnya (27 per 100.000) untuk periode yang sama.
Umumnya perawat wanita bunuh diri dengan meminum obat penenang (benzodiazepin) ataupun obat penghilang rasa sakit (Opioid) yang dikonsumsi secara berlebihan. Dan perawat laki-laki memilih bunuh diri dengan menggunakan senjata api.
Baca juga: Kenapa Perawat Rentan Kena Diabetes?
Penelitian itu juga mengatakan sangat penting untuk para perawat mendapat dukungan moral dari para atasan dan lingkungan sekitar serta dilibatkan dalam program pencegahan bunuh diri yang disebut Healer Education Assessment and Referral (HEAR).
Didalam HEAR ini, para perawat akan dijelaskan mengenai faktor-faktor di tempat kerja yang berisiko menyebabkan pemikiran bunuh diri dan bagaimana cara mengambil langkah untuk menanganinya.*
Editor: Ade Irwansyah