Topcareer.id – Banyak perusahaan lebih memilih merekrut milenial ketimbang para pekerja yang sudah senior. Hal itu lantaran, pemikiran milenial dianggap dapat memajukan perusahaan dengan membawa angin segar di tengah persaingan yang ketat saat ini.
Namun ada juga perusahaan yang enggan mempekerjakan para milenial karena menganggap mereka karyawan yang tidak setia sehingga sering disebut sebagai “kutu loncat”.
Hal itu dibuktikan dengan penelitian oleh Deloitte yang melakukan survei kepada 10.455 milenial dari 36 negara yang lahir antara 1983 hingga 1994. Hasilnya 43% dari mereka berencana untuk resign dari perusahaannya dalam waktu 2 tahun dan hanya 28% yang berencana untuk setia kepada perusahaannya lebih dari 5 tahun.
Baca juga: Manfaat Artificial Intelligence (AI) untuk Kehidupan Manusia
Dalam penelitian tersebut yang menjadikaan kaum milenial sebagai generasi “kutu loncat” bukan hanya karena gaji semata. Menurut penelitian tersebut 16% milenial merasa bahwa perusahaan fokus pada agenda mereka sendiri daripada mempertimbangkan masyarakat pada umumnya, sedangkan milenial lebih condong ingin bekerja untuk bisnis yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ini juga membuktikan bahwa anggapan uang dapat membeli komitmen di kalangan milenial adalah salah.
Penelitian tersebut juga menyarankan jika sebuah bisnis ingin menjaga agar karyawan milenial dan Gen Z tidak pergi dalam waktu 2 tahun, sebaiknya perusahaan memberikan gaji yang sesuai, penghargaan terhadap kerja keras dan pengabdian, lingkungan kerja yang nyaman, fleksibiltas pekerjaan dan tentunya perusahaan harus memiliki dampak positif bagi masyarakat.*
Editor: Ade Irwansyah