Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Makanan Pedas Bisa Membuatmu Panjang Umur

Dok. Rare.us

Topcareer.id – Bagi kamu pencinta makanan pedas, hidup kamu bisa jadi akan terasa hambar jika melewatkan cabai atau sambal di makanan.

Ya, mengonsumsi makanan yang pedas memang memiliki sensasi tersendiri sehingga membuat kita kecanduan.

Nah, selain dapat menggunggah selera, makanan pedas ternyata baik untuk kesehatan kamu lho. Dikutip dari beberapa sumber, berikut beberapa manfaat yang kamu dapat:

Menurunkan berat badan
Selain olahraga, menambahkan rasa pedas di makanan kamu ternyata bisa mempercepat penurunan berat badan. Menurut penelitian, rasa pedas dapat meningkatkan suhu panas di tubuh sehingga metabolisme akan meningkat hingga 5 persen dan meningkatkan pembakaran lemak hingga 16 persen. Selain itu, senyawa utama dalam cabai, yang disebut capsaicin, memiliki efek termogenik yang dapat membakar kalori dalam tubuh.

Baik untuk jantung
Mengkonsumsi makanan yang pedas dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke. Hal itu lantaran cabai dianggap dapat merusak kolesterol jahat (LDL) yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, senyawa capsaicin dapat melawan peradangan yang kerap jadi faktor risiko untuk masalah jantung.

Pencegahan kanker
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan pedas dapat mengurangi risiko terkena kanker. Salah satunya penelitian dari American Association for Cancer Research yang mengungkapkan bahwa capsaicin yang terdapat dalam cabai memiliki kemampuan untuk membunuh beberapa sel kanker termasuk leukemia.

Panjang Umur
Makanan pedas dapat membuat kita panjang umur lho. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Harvard, Pusat Pengendalian Penyakit dan Pusat Pencegahan Penyakit Nasional China mengungkapkan bahwa mengkonsumsi makanan pedas 6-7 hari dalam seminggu atau bahkan hanya sekali dalam sehari dapat menurunkan angka kematian sebesar 14%.

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply