Topcareer.id – Tagar #GojekKenapa sempat menjadi trending topik di Twitter pada Kamis (20/2/20202) kemarin. Hal itu lantaran banyaknya driver Gojek yang mengeluhkan sistem order baru yakni sistem pemerataan order.
Salah satu driver ojok online (ojol), Muhammad mengatakan sebelumnya Gojek memiliki sistem order berdasarkan performa driver ojol yang dikenal dengan sistem prioritas atau jaeger.
” Sebelumnya sistem itu berdasarkan performa kita. Kalau performa bagus dan nggak pilih-pilih penumpang, kita bisa jadi gojek prioritas. Kalau jadi driver prioritas, kita dikasih orderan lebih banyak dari yang lainnya.” ungkap Muhammad kepada Topcareer.id, Jumat (21/2/2020).
Baca juga: Curhat Driver Ojol: 2012 Kantongi Rp1 Juta Per Hari, 2020 Gigit Jari
Namun, sistem tersebut mendapat sorotan dari driver yang menamakan dirinya driver anyep. Sebutan ini mengacu pada driver yang belum dapat status prioritas. Driver anyep memprotes karena sistem Jaeger ini membuat para driver biasa sepi orderan.
“Driver anyep pada protes, soalnya orderan mereka jadi lebih sedikit. Driver prioritas dikasih orderan yang jaraknya kurang dari 5 km, jadi 1 jam bisa banyak ambil penumpang. Tapi kalo driver biasa, ya suka dapat yang jauh-jauh (jaraknya), jadi nariknya cuma sedikit,” tambahnya.
Ingin menata sistem orderan agar lebih rapih dan adil, Gojek mulai memberlakukan sistem pemerataan order per awal Februari. Namun, bukannya dinilai adil, driver ojol prioritas malah merasa sistem baru ini justru merugikan.
“Jadi sekarangkan ada pemerataan orderan. Jadi driver yang rajin sama driver yang malas sama aja dapat orderan,” ujarnya.
Baca juga: Nadiem Makarim, Bangun GoJek dengan Cinta Nasionalisme
Efek lainnya, perubahan sistem ini mempengaruhi penghasilan dan jam kerja driver proritas.
“Karena sekarang orderan rata, yang tadinya driver prioritas kalau jalan jam 11 siang pulang jam 8 malam poinnya sudah bisa mencapai target dan dapat bonus. Tapi sekarang ya mereka berangkat jam 6 pulang jam 11 belum tentu dapat banyak orderan dan malah poinnya nggak bisa sampai target,” ujarnya.
Dengan sistem baru ini, akun Twitter @GojekIndonesia pun banjir komentar pro dan kontra. Namun selain itu ada juga akun @yan_nus yang mencoba memberikan solusi buat Gojek ke depannya.
“Ini solusi buat @GojekIndonesia:
- Sistem ranking akun itu harus tetap ada. Pekerja yg rajin dapet reward, pekerja malas dapet punishment.
- Akun prioritas yg udah tupo(tutup poin), Dibikin jeda masuk ordernya
- Orderan sisanya dikasih ke akun anyep, biar mereka bisa bagusin akun juga,” tulisnya.
Setuju dengan tawaran solusi itu? *
Editor: Ade Irwansyah
Setuju atau tidak setuju tetap saja semua itu tergantung para Pemegang Saham Gojek saat ini.
Tapi para Nitizenpun bisa membantu kami para driver.
Kalau saya pribadi, dengan sistem pemerataan order saat ini hanya bisa menyebut Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…
Semoha Tuhan membuka dan memberikan jalan yang baik buat saya dan untuk anak2 saya. Sumpah.. sedih,kesal,letih bercampur menjadi 1. Nyari 22 point saja jam 22.42 sudah 21 point sampai jam 24.00 tidak dikasih. “Something wrong” kok tega ya ? Masya Allah….
Intinya… banyak sekali, ratusan atau bahkan ribuan driver yg biasanya dapat bonus tutup.poin di poin 30 jadi tidak dapat, khususnya yang skema 22-26-30 jangankan 30 poin, 22 poinpun harus keluar pagi2 sekali dan selesai diatas jam 20.00 malam.
Astagfirullahal adzim…
Semoga banyak mata publik yang berpihak kepada kami yang hanya berpenghasilan menjadi driver gojek. Bukan hanya sekedar sambilan atau sampingan.