Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Dampak Korona, Polusi Udara di China Turun

Citra satelit NASA tunjukkan perubahan polusi udara di Wuhan, China. (dok. CNN)

Topcareer.id – Wabah virus korona di China mempunyai dampak lain yang tak disangka sebelumnya: penurunan tingkat polusi udara. Hal ini terlihat lewat imej satelit yang dipotret NASA dan European Space Agency. CNN, Ahad (1/3/2020) mewartakan polusi udara di China menurun sejak virus korona mewabah di sana.

Ini semua akibat produksi di pabrik-pabrik di Tiongkok dihentikan serta laju transportasi darat dilarang di beberapa tempat untuk mencegah penyebaran virus. Di negeri tirai bambu sendiri, puluhan orang terinfeksi korona dan lebih dari 2.700 nyawa melayang.

CNN menunjukkan, dari 1-20 Januari citra satelit menunjukkan level nitrogen dioksida yang tinggi di China. Namun pada 1-25 Februari, bekas gas buang itu nyaris tak kelihatan dalam citra satelit. Nitrogen dioksida ditunjukkan dengan gas berwarna kuning-kecoklatan yang dikeluarkan kendaraan bermotor, pabrik, dan berbagai fasilitas industri lainnya. Gas tersebut menyebabkan masalah kesehatan seperti batuk, asma, dan sulit bernafas.

Baca juga: Wabah Korona: Arab Saudi Hentikan Sementara Ibadah Umrah, Ini Tanggapan Indonesia

Ilmuwan NASA mengatakan penurunan polusi udara paling terlihat dramatis di Wuhan, kota tempat virus korona pertama kali mewabah dan paling banyak makan korban.

Perbandingan citra satelit NASA 2019 dengan 2020 saat libur tahun baru China di Wuhan. (dok. CNN)

“Ini pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di sebuah wilayah yang luas karena suatu kejadian,” kata Fei Liu, seorang peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA.

Polusi udara di Tiongkok cenderung menurun saat libur tahun baru Imlek, saat orang China merayakan liburan. Namun penurunan kali ini dipercaya bukan semata disebabkan dampak liburan dan cuaca. “Tahun ini penurunan sangat signifikan dan berlangsung lebih lama,” kata Liu. *

the authorAde Irwansyah

Leave a Reply