TopCareerID

Ini Kiat Hindari Stres Selama Wabah Corona Melanda, Menurut WHO

Ilustrasi. (dok. The EconomicTimes)

Topcareer.id – Update berita di televisi, media online, cetak dan sosial media soal virus corona yang mewabah ke puluhan negara, termasuk Indonesia menyebabkan stres. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengakui bahwa virus corona bikin stres terhadap populasi global.

WHO bahkan berbagi kiat-kiat untuk menjaga kesehatan mental yang mencakup saran khusus untuk petugas kesehatan, pengasuh anak-anak atau orang dewasa yang lebih tua, serta orang-orang yang terisolasi.

Pedoman, yang dirilis minggu lalu, dikembangkan oleh departemen kesehatan mental WHO dan memberikan pertimbangan untuk populasi umum. WHO menyarankan orang untuk tidak mengaitkan virus corona ke etnis tertentu atau kebangsaan.

“Bersikap empatik terhadap mereka yang terkena dampak, di dan dari negara mana pun, mereka yang menderita penyakit itu tidak melakukan kesalahan apapun,” tulis panduan itu.

Baca juga: Setelah Italia Isolasi Total Akibat Corona Semakin Meluas

Orang-orang tidak boleh menyebut mereka yang menderita penyakit itu sebagai “kasus COVID-19” atau “korban,” menurut panduan ini. Sebaliknya, WHO merekomendasikan penggunaan istilah seperti “orang yang memiliki COVID-19” atau “orang yang sedang dirawat karena COVID-19.”

Panduan kesehatan mental juga menyarankan orang untuk menghindari mengkonsumsi berita yang membuat mereka merasa cemas atau tertekan dan fokus pada fakta daripada rumor.

Untuk pekerja medis

Untuk petugas layanan kesehatan, WHO merekomendasikan untuk mengelola stres terkait pekerjaan melalui metode coping (mengatasi stress) positif seperti aktivitas fisik dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga.

Namun, panduan tersebut mengatakan bahwa beberapa petugas kesehatan mungkin dijauhi oleh orang yang mereka cintai atau komunitas karena stigma atau ketakutan. Dalam skenario ini, organisasi menyarankan pekerja untuk menjaga kontak dengan teman dan keluarga melalui metode digital dan bergantung pada rekan kerja untuk dukungan sosial.

Baca juga: Efek Wabah Corona, Gaji Karyawan Malindo Air Dipotong 50%

Untuk anak-anak

Dalam merawat anak-anak, WHO mengatakan bahwa selama masa-masa stres dan krisis, anak-anak lebih cenderung mencari kelekatan dan menuntut orang tua mereka. Panduan kesehatan mental menyarankan untuk berbicara kepada anak-anak tentang virus dengan cara yang sesuai usia dan menjaga mereka dekat dengan keluarga mereka.

Menurut WHO dilansir dari laman CNBC, disarankan agar anak-anak mengekspresikan emosi melalui kegiatan kreatif seperti bermain dan menggambar. Keluarga harus berpegang teguh pada rutinitas harian mereka sebanyak mungkin, terutama ketika berada di dalam kurungan.

Untuk orang yang sudah tua

WHO mengatakan bahwa mereka bisa lebih cemas, marah dan gelisah karena wabah virus corona, terutama jika mereka berada dalam isolasi atau mengalami penurunan kognitif/demensia. Panduan kesehatan mental rumah sakit menyarankan para pengasuh untuk menjelaskan wabah dan cara mengurangi risiko infeksi dengan cara yang jelas, penuh hormat dan sabar.

WHO mengatakan bahwa pengasuh dapat memberikan informasi kepada orang yang lebih tua melalui tulisan atau gambar dan dengan membantu mereka mempraktikkan tindakan pencegahan virus seperti mencuci tangan.

Baca juga: Bagaimana Menteri Kesehatan Inggris Tertular Corona?

Untuk yang terisolasi

Bagi orang yang terisolasi, pertimbangan kesehatan mental termasuk kiat untuk tetap terhubung dengan orang melalui email, media sosial, konferensi video, dan telepon. WHO merekomendasikan untuk tetap melakukan rutinitas harian dan terlibat dalam kegiatan yang sehat dan santai. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version