Topcareer.id – Menurut para ahli, gaya hidup modern kita telah ‘memotong jalur saraf’ dan membuat kita lebih lambat, lebih padat dan kurang mampu berpikir orisinal.
Banyak kebiasaan-kebiasaan baru di era serba teknologi yang menyebabkan otak jadi tidak sehat.
Hari demi hari, hyperconnectivity semakin berdampak pada otak kita. Pada akhirnya, kita menjadi kurang produktif dan tidak efektif.
Untuk meningkatkan kesehatan otak, mulailah dengan menyesuaikan kebiasaan sehari-hari dan menghindari kebiasaan modern yang umum ini, seperti dijabarkan dalam The Ladders.
Bagian pertama dari tulisan
Baca juga: Mengenal Wing Flaps, dan Fungsinya untuk Pesawat
Membiarkan diri tidak aktif
Ketidakaktifan fisik memiki keterkaitan dengan pengembangan masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, obesitas, depresi, demensia, dan kanker.
Kurang gerak mengubah bentuk neuron tertentu di otak, menurut sebuah studi baru dalam Journal of Comparative Neurology yang menyarankan hubungan antara tidak aktif dan penurunan mental.
Aktivitas fisik yang teratur dapat menguntungkan secara kognitif. Beberapa contohnya adalah berjalan, bersepeda, hingga melakukan peregangan.
Multitasking
Kamu mungkin pernah mendengar bahwa multitasking buruk untuk produktivitas. Ternyata, itu adalah kebiasaan yang juga membuatmu jadi kurang efektif.
Earl Miller, seorang ahli saraf di MIT dan salah satu pakar dunia tentang perhatian terbagi, mengatakan bahwa otak kita tidak terhubung dengan baik ke banyak tugas.
“Ketika orang berpikir mereka melakukan banyak tugas, mereka sebenarnya hanya berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat. Dan setiap kali mereka melakukannya, ada biaya kognitif untuk melakukannya.”
Baca juga: 5 Minuman Rempah Khas Indonesia untuk Kekebalan Tubuh
Informasi yang terlalu banyak
Banyaknya volume email, pembaruan sosial, dan notifikasi yang diterima bisa sangat melelahkan. Jika tidak dikelola, aliran konten yang konstan dapat membuat stres dan menyebabkan adanya pengambilan keputusan yang berlebihan.
“Kelebihan informasi adalah salah satu gangguan terbesar dalam kehidupan modern,” tulis Schumpeter dari The Economist.
Editor: Feby Ferdian