Topcareer.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan dalam pidatonya bahwa Israel akan melakukan lockdown total pada liburan Paskah selama seminggu untuk melawan pandemi virus corona.
Pengumuman Netanyahu datang di tengah pembatasan gerakan yang sudah ketat diberlakukan oleh pemerintah Israel. Penduduk hanya bisa meninggalkan rumah mereka untuk membeli barang-barang penting.
“Setiap keluarga akan duduk sendirian di saat Seder. Rayakan hanya dengan keluarga dekat yang ada di rumah bersama Kamu sekarang,” katanya tentang liburan Paskah, yang dimulai Rabu dan berlangsung hingga 16 April, dikutip dari Fox News.
Baca juga: Pinched Finger, Emoji Terbaru yang Mewakili Italia
Mulai Selasa, Israel juga akan melarang perpindahan antar kota dan penduduk tidak akan diizinkan meninggalkan rumah mereka antara Rabu malam dan Kamis pagi.
Netanyahu menyampaikan, pembatasan serupa dapat diberlakukan selama Paskah dan Ramadhan. Israel memiliki 8.904 kasus Covid-19 yang diketahui dan hampir 60 kematian. Pekan lalu, Netanyahu memerintahkan warga Israel untuk mengenakan masker saat berada di tempat umum.
Di bawah pembatasan yang sudah ada, pemerintah Israel menginstruksikan untuk pergi tidak lebih dari 100 meter dari rumah, dengan pengecualian mereka yang pergi ke tempat kerja yang masih terbuka, atau untuk berbelanja bahan makanan dan obat-obatan.
Baca juga: Tantangan Facebook Menghalau Hoax Corona di WhatsApp, Bisakah?
Netanyahu mencatat angka kematian jauh lebih tinggi di negara-negara lain dan mengatakan jumlah di Israel adalah hasil dari langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi wabah tersebut.
Nantinya, pembatasan akan dikurangi sesuai dengan tingkat risiko di antara populasi. Dengan catatan, mereka yang paling rentan tetap berada dalam isolasi paling lama.
Keterbatasan yang diberlakukan pemerintah telah memaksa banyak bisnis tutup, membuat pengangguran melonjak hingga 25%.
Editor: Feby Ferdian