Infeksi sedang
“Jika kamu demam dan batuk, kamu sudah memiliki penyakit sedang,” jelas Dr. Schaffner. Pada tahap ini, virus telah bereplikasi cukup untuk melakukan perjalanan ke dada dan masuk ke tabung bronkial, “menyebabkan peradangan yang akan mengakibatkan batuk kering,”lanjutnya.
Tabung bronkial kamu langsung mengarah ke paru-paru dari trakea (tenggorokan), sehingga tabung ini merupakan pemain kunci dalam sirkulasi oksigen secara efektif. Ketika mereka terganggu atau bengkak karena peradangan, mereka mengalami kesulitan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Infeksi parah hingga kritis
Ketika seseorang memiliki kasus COVID-19 yang parah, virus corona meninggalkan tabung bronkial dan masuk jauh ke paru-paru, kata Dr. Schaffner, yang berdampak pada jaringan yang terlibat dalam pertukaran gas — mendapatkan udara yang baik dan udara yang buruk. Pasien-pasien ini sering mengalami sesak napas parah dan mengembangkan pneumonia dari virus itu sendiri.
Baca juga: Wejangan dari WHO pada Pemerintah yang Berjuang Lawan Corona
Ini tentu sangat berbeda dari flu, di mana pasien dapat mengembangkan pneumonia sebagai infeksi sekunder. “Tidak seperti jenis pneumonia lainnya, pneumonia virus corona cenderung mempengaruhi sebagian besar atau semua paru-paru, bukan hanya pada area tertentu,” jelas Dr. Schaffner
Dalam kasus yang parah, COVID-19 juga memiliki kapasitas untuk menyebabkan apa yang dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome atau ARDS) kata Richard Watkins, M.D., dokter penyakit menular dan profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University.
Baca Juga: Awas, Tiba-Tiba Kehilangan Indra Penciuman Bisa Jadi Gejala Kena Corona
ARDS adalah kondisi berbahaya dan berpotensi fatal yang terjadi ketika paru-paru terluka parah, biasanya karena infeksi atau trauma. Pada tahap awal kondisi ini, pembuluh darah kecil di paru-paru mulai bocor yang pada akhirnya membuat sulit bernapas karena paru-paru menjadi lebih kecil dan kaku.
Pada titik ini, tubuh kemungkinan menembakkan respon imun yang berlebihan ketika mencoba melawan virus, dan mungkin menyerang sel-sel sehat dalam proses, yang dapat “menyebabkan hal buruk kegagalan pernapasan,” kata Dr. Schaffner.
Pasien dengan kasus COVID-19 yang parah hingga kritis sering kali dalam kelompok berisiko tinggi, seperti lansia atau yang mengalami gangguan sistem imun. Mereka harus diirawat di rumah sakit pada unit perawatan intensif, dan dimasukkan ventilator.
Baca Selanjutnya>>>>>> Benarkah COVID-19 menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru ?