Topcareer.id – Tingkat radiasi di dekat lokasi bencana reaktor nuklir Chernobyl makin melonjak ketika petugas pemadam kebakaran sedang berjuang untuk menahan dua kebakaran hutan di daerah itu.
Kebakaran hutan sekitar 50 hektar meletus pada Sabtu, 4 Maret 2020 di dekat desa Vladimirovka, di dalam zona berbahaya Chernobyl yang tidak berpenghuni. Para petugas masih menghadapi kebakaran tersebut pada Senin, 6 Maret, menurut layanan darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Egor Firsov, kepala layanan inspeksi ekologi Ukraina, menulis di Facebook-nya tentang kebakaran itu. “Ada berita buruk di pusat kebakaran, radiasi berada di atas normal,” tulisnya disertai dengan video terkait. “Seperti yang bisa Anda lihat di video, perangkat membaca tingkat radiasi 2.3, ketika normalnya adalah 0.14. Tapi ini hanya dalam area wabah kebakaran.”
Pengukurannya mengacu pada pembacaan microsievert per jam (μSv / jam); jumlah maksimum yang diperbolehkan dari radiasi latar belakang alami adalah 0,5 μSv / jam, kata layanan darurat, tetapi jumlah yang dilaporkan Firsov hampir lima kali lipat.
Sebanyak 124 petugas pemadam kebakaran, dua pesawat An-32P dan helikopter Mi-8 sedang berjuang melawan kobaran api terbesar, dan telah melakukan 42 penyiraman air melalui udara di daerah tersebut. Sebanyak 14 petugas pemadam kebakaran lainnya berjuang menghadapi kobaran api yang lebih kecil sekitar 12 hektar.
Namun lonjakan tingkat radiasi tampaknya tidak meluas ke Kiev, ibukota Ukraina, atau ke kota Chernobyl sendiri, di mana pihak berwenang mengatakan tingkat radiasi tetap normal.
Baca juga: Ini Bahaya Radioaktif Terhadap Kesehatan Kamu
Vladimirovka berada di dalam zona ekslusif 1.000 mil persegi yang sepi dan dievakuasi setelah ledakan nuklir tahun 1986 yang menghancurkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl dan mengirim gelombang radioaktif ke seluruh Eropa serta membuat jutaan orang terkena radiasi tingkat berbahaya.
Sejak saat itu wilayah tersebut telah diambil secara alami oleh alam, dan kebakaran hutan jarang terjadi. “Masalah membakar rumput oleh warga yang ceroboh di musim semi dan musim gugur telah lama menjadi masalah yang sangat akut bagi kami,” tulis Firsov.
Dia menyerukan undang-undang baru untuk menjatuhkan hukuman yang lebih keras bagi siapa pun yang tertangkap memulai kebakaran di daerah tersebut. “Ada rancangan undang-undang yang relevan. Saya harap mereka akan memilih. Kalau tidak, kebakaran skala besar akan terus terjadi setiap musim gugur dan musim semi,” tulisnya. *
Editor: Ade Irwansyah