Topcareer.id – Yordania tidak akan mengizinkan ibadah umum di masjid-masjid selama bulan puasa Ramadan yang dimulai minggu depan. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari langkah untuk membendung penyebaran virus corona.
Menteri urusan agama Yordania Mohammad Khalaylah mengumumkan pada hari Selasa (14/4). Dia mengatakan doa malam yang dikenal sebagai Taraweeh akan dilarang.
Walaupun hingga hingga Rabu (15/4/2020) kasus positif corona di Yordania masih sebanyak 397 orang, dengan 7 kematian dan 235 orang sembuh, namun seperti di negara-negara Muslim lainnya, pihak berwenang Yordania tetap melakukan Lockdown termasuk menutup masjid dan tempat-tempat ibadah umum sebagai bagian dari aturan. Larangan pertemuan untuk membendung penyebaran kasus Covid-19.
Baca juga: Begini Panduan Ibadah Ramadan Dan Salat Ied Saat Wabah Covid-19 Dari Kemenag
Mengutip laman English.alarabiya.net, Rabu, pada hari Minggu (12/4) Yordania memperpanjang lockdown selama sebulan. Mereka telah menutup sekolah, universitas dan lembaga pemerintah hingga akhir bulan untuk membendung penyebaran virus corona, kata juru bicara pemerintah.
Amjad Adailah mengatakan Perdana Menteri Omar Razzaz mengambil keputusan sehubungan dengan perkembangan dan rekomendasi terkait pandemi. Namun layanan publik medis dan kebutuhan pokok dikecualikan.
Negara itu sejak 20 Maret telah memberlakukan aturan jam malam nasional yang menutup toko-toko dan melarang pergerakan orang pada malam hari.
Pemerintah dalam beberapa hari terakhir mulai mengizinkan beberapa industri dan agroindustri yang berorientasi ekspor untuk kembali bekerja dalam upaya untuk meredam dampak negatif pada ekonomi. *
Editor: Ade Irwansyah