Topcareer.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (13/4) telah mengumumkan bahwa dia memperpanjang waktu lockdown di Prancis untuk menekan wabah virus corona hingga 11 Mei 2020.
Ia menambahkan bahwa kemajuan telah dibuat tetapi pertempuran melawan Covid-19 belum dimenangkan. Mengikuti Italia dalam memperpanjang lockdown tetapi mengumumkan tidak ada kelonggaran tindakan pembatasan seperti di Spanyol.
Dikutip dari laman Euractiv.com, Jumat (17/4/2020), sejak 17 Maret, 67 juta orang Prancis telah diperintahkan untuk tinggal di rumah kecuali untuk membeli makanan, pergi bekerja, mencari perawatan medis atau berolahraga sendiri. Lockdown awalnya dijadwalkan berakhir pada hari Selasa (15/4).
“Saya sepenuhnya memahami upaya yang saya minta dari Anda,” kata Macron kepada seluruh warga negara dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional di akhir minggu keempat lockdown.
“Kapan kita bisa kembali ke kehidupan normal? Saya ingin sekali dapat menjawab Anda. Tapi jujur saja, saya harus dengan rendah hati memberi tahu Anda bahwa kami tidak memiliki jawaban yang pasti,” katanya.
Baca juga: Akibat Corona, Prancis Alami Resesi Terburuk Sejak Perang Dunia II
Sekolah dan toko akan dibuka kembali secara progresif pada 11 Mei, kata Macron. Namun restoran, hotel, kafe, dan bioskop harus ditutup lebih lama, tambahnya. Kedatangan internasional dari negara-negara non-Eropa akan tetap dilarang sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Macron, yang pemerintahnya telah menghadapi kritik atas kekurangan masker wajah dan peralatan rapid test, mengatakan bahwa pada 11 Mei, Prancis akan dapat melakukan tes pada siapa saja yang menunjukkan gejala Covid-19 dan memberikan masker wajah non-profesional kepada publik.
Macron juga mengatakan bahwa dia akan berusaha bekerjasama dengan setiap pemerintah daerah untuk memberikan bantuan keuangan bagi keluarga dan siswa yang membutuhkan. *
Editor: Ade Irwansyah
