Topcareer.id – Lockdown yang diberlakukan untuk memperlambat penyebaran pandemi virus corona telah menyebabkan turunnya polusi udara yang mematikan di beberapa kota besar di seluruh dunia.
Hasil penelitian baru tersebut diterbitkan pada Hari Bumi 22 April lalu. IQAir, sebuah perusahaan teknologi kualitas udara yang berbasis di Swiss, membandingkan pengukuran polusi udara paling mematikan di dunia, partikel halus yang dikenal sebagai PM2.5, sebelum dan selama Covid-19 mewabah di 10 kota besar dunia.
Penelitian itu mengungkapkan “penurunan drastis” dalam polusi udara untuk hampir setiap kota yang diberlakukan sistem lockdown jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kota New Delhi di India mencatat penurunan 60% polusi PM2.5 dibandingkan tahun 2019, Seoul di Korea Selatan mencatat penurunan 54%, sedangkan di Wuhan, China penurunan polusi mencapai 44%.
Baca juga: Wabah Corona Bikin Bumi Jadi Seperti Ini
Studi ini juga menemukan bahwa Wuhan mengalami catatan rekor kualitas udara terbersihnya selama bulan Februari dan Maret 2020. Sementara Los Angeles, Amerika Serikat mengalami bentangan udara bersih terpanjang yang pernah ada, memenuhi pedoman kualitas udara yang direkomendasikan oleh PBB.
Data didasarkan pada kerangka waktu tiga minggu untuk mencerminkan tindakan lockdwon yang paling ketat di setiap kota atau bertepatan dengan jumlah puncak infeksi Covid-19 yang dilaporkan setiap harinya.
PM2.5 lebih kecil dari diameter 2,5 mikrometer dan secara luas dianggap sebagai polutan yang merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan manusia.
Ukurannya yang kecil membuat partikel ini bisa menembus jauh ke dalam sistem pernapasan manusia dan aliran darah, kata peneliti IQAir, dan berpotensi menyebabkan berbagai efek kesehatan jangka pendek serta jangka panjang.
Polusi udara sudah menjadi krisis kesehatan masyarakat global. Ini membunuh sekitar 7 juta orang di seluruh dunia setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan 9 dari 10 orang diperkirakan menghirup udara yang mengandung polutan tingkat tinggi.
Kecuali Roma
Pandemi global Covid-19 memaksa negara-negara di seluruh dunia secara efektif harus ditutup, banyak pemerintah memberlakukan pembatasan ketat pada kehidupan sehari-hari miliaran orang warganya. Tindakan lockdown ini setidaknya telah dilaksanakan di 187 negara atau wilayah dalam upaya untuk memperlambat pandemi.
Analisis IQAir mempelajari kualitas udara di 10 kota global utama dunia di bawah peraturan lockdown yaitu: New Delhi, London, Los Angeles, Milan, Mumbai, New York, Roma, Sao Paulo, Seoul dan Wuhan.
Namun, dari semua kota yang diteliti, hanya Roma yang mencatat jumlah PM2.5 justru naik lebih tinggi selama periode tiga minggu dari dimulainya pemberlakuan lockdown pada tahun 2020 bila dibandingkan dengan tingkat polusi pada 2019.
Roma mencatat peningkatan 30% dalam polusi partikel ini, meskipun ada peningkatan jumlah jam lockdwon sesuai pedoman WHO. Kebanyakan orang di Roma menggunakan sistem pemanas mereka di rumah, dan ini bisa menjadi salah satu penyebab kualitas udara yang lebih buruk, menurut laporan itu. *
Editor: Ade Irwansyah