Topcareer.id – Akibat lockdown unuk menekan penyebaran corona, jalanan kota New York sepi. Penurunan tingkat kemacetan di jalan-jalan yang biasanya ramai di Kota New York telah membawa kabar baik. Tidak ada pejalan kaki yang tewas dalam insiden terkait kecelakaan lalu lintas di New York dalam dua bulan.
Bulan Mei 2020 ini New York menandai dua bulan tanpa adanya kematian di jalan raya, kata Komisaris Transportasi Polly Trottenberg. Komisioner mengaitkan hal ini dengan kebanyakan orang tinggal di rumah selama lockdown yang dikeluarkan akibat meluasnya penyebaran virus corona.
Catatan bebas kecelakaan yang mengakibatkan kematian di jalanan itu adalah yang terpanjang sejak kota itu mulai merekam pada tahun 1983 berbagai mode kematian di jalanan new York, kata juru bicara DOT Scott Gastel.
Baca juga: Cerita Dua Kapal Rumah Sakit Angkatan Laut AS Jadi RS Darurat Covid-19
Tetapi ada sisi buruk dari pengurangan lalu lintas. “Beberapa pengemudi memanfaatkan jalan yang lebih sepi untuk menyetir dengan ceroboh,” kata Trottenberg kepada anggota Dewan Kota.
Kamera telah mengeluarkan “hampir dua kali lipat” jumlah pelanggaran ngebut dibandingkan dengan tingkat sebelum memasuki masa lockdown virus corona.
Juru bicara NYPD Detektif Sophia Mason mengatakan kepada CNN bahwa antara 13 April hingga 10 Mei, tabrakan dengan cedera di jalan-jalan lokal New York telah berkurang 69% dari periode waktu yang sama tahun lalu, dari 3.236 menjadi 1.015. Namun kali ini tidak ada kematian.
“NYPD akan terus meningkatkan penegakan pelanggaran kecepatan baik di jalan raya dan jalan-jalan lokal untuk melindungi para pekerja penting dan darurat saat mereka melayani kota kami,” kata Mason.
Baca juga: Begini Virus Corona Cepat Menyebar di Kapal Pesiar Diamond Princess
Di tengah seruan untuk membebaskan lebih banyak jalanan khusus pengendara sepeda dan pejalan kaki, kota New York berencana membuka 40 mil jalan pada akhir Mei, kata Trottenberg.
Pada konferensi pers, Walikota Bill de Blasio mengumumkan bahwa kota itu akan menambah 12 mil lagi jalan terbuka khusus untuk pejalan kaki sejauh sembilan mil.
Meski begitu, kota New York yang paling menderita akibat wabah corona. Sebanyak 15.786 warga kota tersebut meninggal, lebih banyak dari tragedi 11 September 2001 yang menewaskan 3 ribu orang. *
Editor: Ade Irwansyah