Episode kleptomania umumnya terjadi secara spontan, biasanya tanpa perencanaan dan tanpa bantuan atau kolaborasi dari orang lain.
Kebanyakan orang dengan kleptomania mencuri di tempat-tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa mungkin mencuri dari teman atau kenalan.
Seringkali, barang yang dicuri tidak memiliki nilai bagi orang dengan kleptomania, dan orang tersebut pun sebetulnya mampu membelinya. Barang-barang curian biasanya disimpan, dan tidak pernah digunakan.
Terkadang, barang-barang yang dicuri juga disumbangkan, diberikan, dan diam-diam dikembalikan lagi ke tempat asalnya.
Penyebab kleptomania tidak diketahui. Beberapa teori menyatakan bahwa perubahan di otak mungkin merupakan akar dari masalah ini.
Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami kemungkinan penyebab ini, tetapi kleptomania dapat dikaitkan dengan:
- Masalah dengan bahan kimia otak yang terjadi secara alami (neurotransmitter) yang disebut serotonin.
Serotonin membantu mengatur suasana hati dan emosi. Tingkat serotonin yang rendah sering terjadi pada orang yang rentan terhadap perilaku impulsif. - Gangguan adiktif. Mencuri dapat menyebabkan pelepasan dopamin (neurotransmitter lain). Dopamin menyebabkan perasaan menyenangkan, dan beberapa orang mencari perasaan yang bermanfaat ini berulang kali.
- Sistem opioid otak. Desakan diatur oleh sistem opioid otak. Ketidakseimbangan dalam sistem ini bisa kita membuat lebih sulit untuk menolak dorongan negatif.
Mendapatkan pengobatan sesegera mungkin setelah melakukan pencurian dapat membantu mencegah penyakit kleptomania menjadi lebih buruk serta konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.
Jika kamu atau orang terdekat kamu tidak bisa berhenti mencuri, carilah segera bantuan medis. Banyak orang yang menderita kleptomania namun tidak ingin berobat karena takut akan ditangkap atau dipenjara. Padahal, saat berkonsultasi, kerahasiaan kamu akan dijaga dengan sangat baik.
Editor: Feby Ferdian