Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Kutu Kucing, dan Jenis Lainnya yang Bisa Menyerang Manusia

Sumber foto: rentokil.co.id

Topcareer.id – Baru-baru ini ramai diberitakan seorang balita bernama Tsamara Kumaira Mariba, asal Sragen, Jawa Tengah, yang meninggal dunia akibat jari tangan kanannya digigit kutu kucing.

Gigitan kutu pada jarinya membuat Tsamara harus keluar masuk Rumah Sakit untuk dirawat, jarinya juga sempat terancam diamputasi akibat luka yang tak kunjung membaik.

Peristiwa ini sudah terjadi sejak usianya 4 bulan. Ujung jari manisnya digigit kutu kucing saat ditinggal ibunya memasak di dapur. Sejak saat itu, cedera yang ditimbulkan akibat gigitan kutu kucing semakin parah sebelum akhirnya tsamara meninggal karena luka tersebut.

Banyak pertanyaan timbul, apakah kutu kucing memang bisa membunuh manusia, sedangkan kucing yang lebih kecil daripada manusia saja bisa hidup bersama kutunya tersebut.

Dikutip dari laman terminix.com, Jumat (29/5/2020), perusahaan pembasmi berbagai jenis hama ternama di dunia mencoba menjelaskan tentang hal ini.

Kutu menggigit manusia

Gigitan kutu hewan pada manusia sebetulnya kurang umum terjadi, karena sebagian besar spesies kutu lebih suka hewan peliharaan sebagai tuan rumah mereka. Namun terkadang, kutu juga menggigit manusia.

Dalam beberapa kasus, kutu akan menetap pada inang manusia, terutama jika tidak ada sumber nutrisi lain yang tersedia. Semua ini tergantung pada jenis kutu, dan masing-masing dapat menyebabkan reaksi yang berbeda pada orang.

Kutu apa yang menggigit manusia?

  • Kutu manusia (Pulex irritans)
    Kutu manusia ditemukan di seluruh dunia, tetapi sangat jarang di Amerika Serikat. Kutu jenis ini memakan berbagai mamalia, termasuk manusia, burung, anjing, kucing dan ayam. Terlepas dari namanya, inang aslinya diyakini dari peccary atau guinea pig.
  • Kutu Chigoe (Tunga penetrans)
    Kutu chigoe betina bersembunyi di kulit inangnya. Kutu itu akan tetap ada secara permanen kecuali diangkat secara operasi. Meskipun tidak ditemukan di Amerika Serikat, kutu chigoe kadang ditemukan pada wisatawan yang bepergian dari daerah tropis, Afrika, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan.
  • Kutu tikus Oriental (Xenopsylla cheopis)
    Ditemukan di seluruh dunia, termasuk di seluruh Amerika Serikat, kutu ini biasanya memakan tikus, tikus rumah, dan kelinci. Kutu ini mudah menggigit manusia dan telah disalahkan karena menyebarkan sejumlah penyakit.
  • Kutu kucing (Ctenocephalides felis)
    Kutu kucing adalah kutu yang paling sering ditemui di Amerika Serikat, merupakan 90 persen kutu yang ditemukan pada hewan peliharaan menurut Buku Panduan Pengendalian Hama oleh Arnold Mallis. Gigitan kutu kucing pada manusia bisa menjadi hal biasa bagi mereka yang telah menangani hewan yang terinfeksi, tetapi kutu ini cenderung beralih ke manusia sebagai tuan rumah.

Apakah gigitan kutu di kulit manusia bisa berbahaya?

Kutu manusia (Pulex irritans) bukanlah pembawa penyakit yang efektif menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC). Namun, mereka dapat berfungsi sebagai inang perantara dari dua jenis cacing pita parasit.

Untuk jenis kutu Chigoe (Tunga penetrans), gigitannya pada manusia sering mengakibatkan infeksi. Dan dalam kasus ekstrem, bekas gigitan harus diamputasi. Ini biasanya terjadi akibat luka yang dibuat oleh kutu tersebut sebagai jalan masuk. Namun, kutu itu sendiri bukanlah pembawa penyakit.

Gigitan kutu tikus Oriental (Xenopsylla cheopis) pada manusia dapat menyebabkan penyakit. Kutu tikus oriental umumnya disalahkan karena menyebabkan penyakit serius, termasuk wabah pes.

Sementara itu, kutu kucing (Ctenocephalides felis) tidak suka makan pada manusia, gigitan kutu kucing pada kulit manusia juga dapat menyebabkan sejumlah penyakit, termasuk pes dan tifus.

Bagaimana ciri-ciri gigitan kutu pada manusia?

Gigitan kutu pada kulit manusia terlihat mirip dengan gigitan nyamuk. Ini sering ditandai dengan benjolan merah dengan lingkaran mengkilat. Kebanyakan gigitan kutu menyebabkan rasa gatal yang ekstrem, meskipun tingkat keparahan reaksi tergantung pada orang tersebut, mulai dari seberapa sensitif mereka, serta alergi yang dimiliki.

Gigitan pada orang terlihat serupa untuk spesies kutu yang berbeda, kecuali kutu chigoe. Ketika kutu chigoe menggigit, reaksinya sering tertunda dan mungkin tidak diperhatikan untuk waktu yang lama.

Dalam kasus ini, daerah yang terinfeksi akhirnya menjadi bengkak karena kutu chigoe terus makan pada inangnya. Jika sudah begitu, bantuan medis sangatlah diperlukan.

Editor: Feby Ferdian

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply